Mohon tunggu...
Muhammad Raihan
Muhammad Raihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Surabaya

Minat pada sosial, hukum,dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Muhammadiyah sebagai Ajaran Paling Proporsional

22 Juni 2024   18:50 Diperbarui: 22 Juni 2024   19:08 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Judul diatas adalah pernyataan dari  sudut pandang seorang pribadi yang merasakan ajaran pendidikan Muhammadiyah dari ia smp hingga bangku perkuliahan dan tidak memutuskan dan menyatakan untuk mengikuti aliran atau bahkan Organisasi Masyarakat Islam, termasuk Muhammadiyah. Mungkin opini ini akan terdengar sangat subjektif, tetapi penulis disini merasa sudah mencoba dan mengerti secara garis besar bagaimana ajaran dan doktrin yang lain, yaitu contohnya, dari organisasi masyarakat Nahdatul Ulama dan ajaran Manhaj Salaf. Jadi disini penulis akan membandingkan dengan 2 ajaran tersebut.

Yang pertama dengan Nahdlatul Ulama, dan harus dipahami terlebih dahulu bahwa Nahdlatul Ulama dengan Muhammadiyah memiliki perbedaan dalam sumber ajarannya, karena Nahdlatul Ulama sendiri mengikuti ajaran dari Imam Syafi'i dan mengakui 3 imam besar yang lainnya, yaitu Imam Hambali, Imam Maliki, dan Imam Hanafi. Sementara Muhammadiyah tidak mengikuti ajaran Imam manapun. Otomatis implementasi ilmu berbeda, Muhammadiyah menurut penulis terkesan lebih praktis dan memudahkan, karena hanya mengamalkan apa yang ada di Al-Qur'an dan As-Sunnah, Jadi tidak termaktub pada ajaran yang bersumber diluar itu, membuat tidak perlu banyak belajar sumber-sumber ajaran yang lain. Dan yang tidak kalah penting , Muhammadiyah tidak mengkultuskan tokoh dan mencampur adukkan budaya dan agama, tidak seperti yang dilakukan di Nahdlatul Ulama. Membuat tidak ada tabrakan ajaran, pendapat, dan budaya yang membuat bingung dalam memahami dan mengalamalkan Agama Islam. Oleh karena itu Muhammadiyah dapat memposisikan ajarannya dengan proporsional karena tidak terhalang dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran dan mudah untuk mengembalikan ke sumber, karena hanya memiliki dua sumber utama.

Yang kedua, yang sedang panas-panasnya, yaitu dengan ajaran Salafiyah, penulis sendiri belajar terkait Manhaj Salaf berbeda dengan situasi saat belajar ajaran dari Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah, karena kenal dengan ajaran tersebut saat usia sudah dewasa, pikiran yang lebih matang, dan pengetahuan yang sudah teredukasi. Berbeda dengan ajaran dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang bersifat moderat, Salafiyah sangat konservatif dalam pola pikirnya. Mengembalikan segala hal dengan "keras" tanpa melihat konteks dan keadaan dahulu. Hal ini yang sulit membuat ajaran Salafiyah diterima masyarakat luas, karena kurang ramah bagi mereka yang merasa kurang mengerti soal ajaran agama bahkan jauh dari agama islam. Berbeda dengan Muhammadiyah yang sangat mudah diterima, karena orientasi pikiran mempermudah dan membuat nyaman bagi siapa yang belajar ajaran Muhammadiyah, bukan memaklumi tapi Muhammadiyah sadar bahwa susah untuk membuat orang berubah menjadi lebih baik secara langsung 180 derajat. Jadi Muhammadiyah hadir dengan pendekatan lebih diplomatis. Jadi bagi mereka yanng baru belajat ajaran Muhammadiyah akan merasa tidak tertekan.

Dari semua hal itu, yang paling penting perlu dipahami adalah, itu semua adalah bentuk dan dinamikan dari sebuah pemahaman atau pandangan. Tidak ada benar dan salah, semua hanya kembali ke bagaimana cocoknya kita dalam beragama. Seperti filosofi Yin&Yang dari China, bahwa segala hal memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Yang terpenting bagaimana kita bisa fokus dan melakukan yang terbaik dengan apa yang kita pelajari dan kita yakini, terlepas apakah itu Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Salafiyah semua itu sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun