Mohon tunggu...
Muhammad Rahmat M
Muhammad Rahmat M Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

music 24/7

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gebyak Kebudayaan Kesenian Pencak Silat dan Kuda Lumping Sapu Jagad Desa Ngasem

25 Januari 2024   21:26 Diperbarui: 25 Januari 2024   21:45 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi kkn-t kel.7 unira malang 2024

18 januari 2024 | Desa Ngasem telah lama menjadi desa yang memiliki berbagai seni dan kebudayaan yang beraneka ragam seperti kesenian kuda lumping, pencak, bantengan, sakera, bersih dusun, hadrah, dan pagar nusa. 

Dalam upaya untuk melindungi dan menjaga warisan ini penduduk desa bersama-sama bersatu dan kompak menggelar berbagai kegiatan pelestarian seni dan kebudayaan. 

Salah satu kesenian yang masih dijalankan oleh masyarakat adalah seni pencak silat dan kuda lumping Sapu Jagad yang berdiri pada tahun 2009.  Di pimpin oleh Bopo Pamsih, kesenian ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan mengajak pemuda untuk melestarikan pencak silat dan kuda lumping.

Salah satu aspek dalam pelestarian budaya adalah seni pertunjukan. Grub seni lokal yang mewarisi pencak silat dan kuda lumping bernama Sapu Jagad ini tidak hanya mewariskan, namun juga mengembangkan warisan seni lama dengan harapan dapat mengenang sejarah dan mengajarkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. 

Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat adalah dengan menggelar acara Gebyak atau selamatan untuk membuka gelar acara seni kebudayaan yang sedang berlangsung dan juga sebagai undangan untuk masyarakat lain supaya menonton dan memeriahkan acara tersebut.

Sumber: dokumen pribadi kkn-t kel.7 unira malang 2024
Sumber: dokumen pribadi kkn-t kel.7 unira malang 2024

Kegiatan ini diadakan pada malam hari dan terletak di depan kantor Desa Ngasem dikarenakan menimbang letak kantor desa yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat dan juga memudahkan penduduk desa lain yang ingin menyaksikan pertunjukan ini. 

Di sepanjang jalan juga banyak ditemukan penjual makanan ringan yang juga menjadi daya tarik bagi pengunjung dalam pagelaran seni ini, dan juga semua pagelaran seni ini dapat di nikmati oleh semua kalangan usia dan tidak terbatas pada usia tertentu saja.

Melalui upaya bersama dalam melestarikan seni pertunjukan ini, Desa Ngasem bersama masyarakat yang antusias telah berhasil merangkul warisan budayanya. Langkah-langkah ini bukan hanya menciptakan kebanggaan dalam masyarakat, tetapi juga menjadi contoh bagaimana pelestarian budaya dapat menjadi penggerak positif dalam pembangunan sebuah komunitas. 

Desa Ngasem terus berkomitmen untuk melestarikan akar budayanya agar dapat diteruskan kepada generasi mendatang dengan harapan kesenian ini tidak lekang digerus oleh zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun