Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak global yang signifikan, termasuk pada kesehatan dan sosial ekonomi. Di Indonesia, dampaknya terasa berat, termasuk tingginya angka kematian anak akibat COVID-19. Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat kematian anak tertinggi di Asia Pasifik dengan rata-rata 2,5% dari total kasus COVID-19 pada anak-anak (IDAI, 2020). Hingga kini, tercatat 145 anak meninggal dunia akibat virus ini, angka yang jauh melampaui negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik (Ainun Najib, 2020).
Menurut para peneliti, Nurul Aini, Ika Rizki Anggraini, dan Aini Alifatin, keluarga memegang peran penting dalam upaya pencegahan COVID-19, terutama melalui perilaku orang tua dalam menerapkan pola asuh yang mendukung kesehatan anak. Penelitian mereka yang menggunakan metode deskripsi observasional dengan sampel orang tua yang memiliki anak usia 1--12 tahun menunjukkan bahwa perilaku orang tua berhubungan dengan upaya pencegahan COVID-19 pada anak.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan cukup kuat antara perilaku orang tua dan usia anak dalam pencegahan COVID-19. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,447 dan p-value sebesar 0,054, hasil ini mengindikasikan bahwa semakin bertambah usia anak, perilaku orang tua dalam pencegahan COVID-19 semakin meningkat.
Untuk mengoptimalkan perlindungan bagi anak-anak, para peneliti menyarankan agar penelitian lebih lanjut dilakukan dengan cakupan responden yang lebih luas dan analisis yang lebih mendalam. Di tengah situasi pandemi yang belum usai, perilaku orang tua tetap menjadi garda terdepan dalam melindungi anak-anak dari ancaman virus corona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H