Mohon tunggu...
Muhammad Rafy
Muhammad Rafy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia Sebagai Khalifah

30 Oktober 2023   14:47 Diperbarui: 30 Oktober 2023   14:49 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita semua tau bahwa Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi Khalifah di muka bumi ini. Khalifah bisa diartikan sebagai pemimpin atau sebagai mahluk yang paling berkuasa di muka bumi ini. Tentunya, tugas kita sebagai khalifah tidaklah mudah. Kita harus menjadi contoh yang baik kepada orang lain dan juga umat islam di dunia.
Seperti yang ditafsirkan pada Al-Baqarah ayat 30. "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. "mereka berkata " Mengapa engkau hendakmenjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akn membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami enantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dari ayat ini mungkin kita. belum terlalu paham apa arti dari khalifah. Kita juga mungkin masih belum memahami inti dari ayat ini. Ayat ini salah satu firman Allah SWT kepada malaikat sebelum diciptakannya Nabi Adam A.S. Malaikat bertanya kepada Allah SWT bahwa mengapa Allah SWT akan menciptakan manusia padahal yang manusia lakukan hanyalah merusak bumi dan seisinya. Namun, Allah SWT melanjutkan dalam ayat bahwa "sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dan setelah Allah berfirman dalam ayat diatas maka turunlah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah yaitu Nabi Adam A.S. Nabi Adam diciptakan oleh Allah sebagai khalifah dan pemimpin yang pada akhimya akan turun ke bumi dari surga. Kemudian setelah beberapa generasi silam, sampai pada umatnya RasulAllah SAW yang pada akhimya jatuh ke zaman saat ini. Masing- masing dari kita saat ini ditugaskan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini tidak hanya untuk keluarga kita namun juga jika bisa umat Islam lainnya di sekitar kita dan harus menunjukan sifat kepemimpinan kita.
Tentu untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin yang benar, kita harus mempunyai dan juga mengetahui beberapa konsep dasar dari tauhid. Tauhid adalah Tauhid adalah sikap dasar seorang muslim yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan dipatuhi segara perintah dan larangan-Nya. Tauhid juga menjadikan seorang muslim hanya menjadikan Allah Swt sebagai tujuan. Secara harfiyah, kita bisa ambil makna dari tauhid sebagai menjadikan Allah sebagai Tuhan satu-satunya yang ada di dunia ini. Tentunya jika kita hubungkan pada kekhalifahan, agar manusia bisa menjadi khalifah harus memiliki dan memegang kokoh konsep tauhid karena kita harus benar-benar meyakini bahwa semua yang ada di Dunia milik Allah SWT dan lalah yang menciptakan kita dan seisinya. Di dunia ini, ada dua tipe kepempimpinan yaitu kepempimpinan islam dan juga kepempimpinan konvensional atau bisa disebut kepempimpinan barat. Kepempimpinan dalam Islam dan juga Barat tidak terlalu beda dalam konteks karena pada dasarnya kedua tipe kepempimpinan ini memiliki visi dan misi yang pada akhimya akan mencapai suatu tujuan. Meskipun tujuan itu berbeda, namun tetap ada tujuan yang tentunya juga akan menuju kepada keberhasilan suatu kaum masyarakat atau sistem pemerintahan. Namun perbedaan yang paling menonjol dari kedua tipe kepemimpinan ini

adalah kepempimpinan Islam berpegang pada Syarat dan Akhlak Islam sedangkan kepempimpinan Barat tidak. Menurut Sayid al-Wakil, pemimpin yang dekat dengan peraturan Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu mengendalikan urusannya, ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.2 Bisa dikatakan bahwa seseorang bisa dikatakan sebagai pemimpin jika ia benar-benar beriman dan juga menunjukan ketauhidannya kepada Allah swt. Maka dari itu, inilah yang membedakan antara kepemimpinan dalam islam dan kepemimpinan menurut teori orang- orang barat.
Dari sini kita bisa memulai untuk menjadi khalifah dan menjadi seorang pemimpin yang benar. Namun kita belum mengetahui untuk apa saja yang harus dilakukan sebagai khalifah atau pemimpin. Kita bisa menanyakan diri kita sendiri terlebih dahulu. "Apakah kita sudah pantas menjadi pemimpin dengan ilmu yang kita punya?" Maksud dari pertanyaan ini adalah apakah kita sudah cukup beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sehingga kita bisa menunjukan kepada orang lain. Jika belum, maka kita harus introspeksi diri kita sendiri sebagai hamba Allah SWT. Yang pertama adalah untuk selalu melaksanakan ibadah dan perintah Allah SWT dan yang paling utama adalah mendirikan Shalat 5 waktu. Karena iiwa yang baik terlahir dari hubunganya yang baik dengan Allah. Sholat juga akan membuat seoarang khalifah atau pemimpin agar tidak lalai dan tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan dirinya atau orang-orang yang satu golongan dengannya saja. Jika kita sudah merasa siap untuk menjadi pemimpin, maka kita harus bisa berbagi kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun