Dalam percaturan sosial-politik Indonesia, Islam bukan sekedar agama, melainkan kekuatan ideologis yang memiliki sejarah panjang dalam membentuk arah bangsa.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia, peran Islam dalam ruang publik telah menjadi diskursus yang tidak pernah usai, baik dalam konteks pemikiran politik, ekonomi, maupun gerakan sosial.
Namun demikian, di tengah pengaruh oligarki yang semakin mencengkram sendi-sendi politik nasional, posisi gerakan mahasiswa berbasis Islam seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menghadirkan tantangan dan peluang unik.
Bagaimana Islam, oligarki, dan PMII berkelindan dalam dinamika ini? Mari kita bahas bersama secara reflektif hubungan tersebut.
Islam sebagai Basis Etis dan Ideologis
Islam di Indonesia memegang peran ganda, yakni sebagai sistem nilai etis dan sebagai kekuatan politik.
Dalam sejarah kemerdekaan, tokoh-tokoh Muslim terlibat aktif merumuskan dasar negara, meski akhirnya Pancasila (bukan syariat Islam) yang disepakati sebagai konsensus nasional.
Kendati demikian, nilai-nilai Islam tetap menjadi sumber inspirasi bagi banyak gerakan sosial dan politik di Indonesia.
Dalam konteks ekonomi-politik, Islam memiliki tradisi yang kuat terkait keadilan sosial dan pemerataan kekayaan.