Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menutup Lubang Kemiskinan dan Mengembalikan Kelas Menengah

26 Desember 2024   06:40 Diperbarui: 28 Desember 2024   12:40 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/news/20240516152510-4-538745/situasi-ri-terbaru-kelas-atas-aman-menengah-bawah-menderita/amp

Bicara soal kemiskinan di Indonesia, kita tidak bisa hanya berbicara angka-angka statistik yang berkilau di laporan pemerintah, karena ada hal yang lebih dari itu.

Ini tentang kehidupan manusia, tentang keluarga yang berjuang tiap hari untuk bertahan hidup, dan tentang harapan yang kadang-kadang hilang begitu saja.

Di sisi lain, kita juga bicara soal kelas menengah, lapisan masyarakat yang sering dianggap sebagai penggerak utama ekonomi. Namun, sekarang kelas ini mulai tergerus, terhimpit oleh ekonomi yang tak menentu dan ketidakpastian masa depan.

Melihat fenomena ini, bisa dibilang kita sedang berada di titik yang krusial dalam perjalanan ekonomi Indonesia.

Kemiskinan masih menjadi momok besar, dan kelas menengah yang dulu menjadi pilar ekonomi kini semakin rapuh.

Lalu, bagaimana kita bisa menutup lubang kemiskinan sekaligus mengembalikan kelas menengah yang kian terhimpit? Pertanyaan ini bukan hanya untuk pemerintah, tetapi juga untuk kita semua.

Kemiskinan lebih dari sekedar Angka

Kemiskinan di Indonesia bukanlah fenomena baru, tapi keadaannya semakin mengkhawatirkan. Bukan hanya soal jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan yang terus melambung, tapi juga soal kualitas hidup yang semakin tergerus.

Ada ribuan, bahkan jutaan orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dan tidak hanya dengan pendapatan yang minim, tetapi dengan akses yang terbatas terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang layak.

Sumber: https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/09/29/dunia-dibayangi-resesi-pemerintah-pasang-target-ambisius-tekan-kemiskinan
Sumber: https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/09/29/dunia-dibayangi-resesi-pemerintah-pasang-target-ambisius-tekan-kemiskinan

Kemiskinan itu sifatnya struktural dan berkelanjutan. Artinya, mereka yang lahir dalam kondisi miskin cenderung terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit untuk diputus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun