Ini bukan hanya tentang ketidakpuasan terhadap calon-calon yang tersedia, tetapi juga tentang kegagalan sistem politik kita dalam menyediakan pilihan yang berkualitas dan dapat diandalkan.
Apabila kita ingin perubahan nyata, kita harus lebih serius dalam memperbaiki sistem politik dan memperkenalkan calon yang betul-betul memiliki kualitas dan komitmen untuk memajukan daerah dan negara.
Kotak kosong adalah tanda yang sangat mengkhawatirkan dan apakah itu dapat dimaknai pula sebagai vox Populi vox Dei? Wallahu'alam Bissawab
Referensi
Blais, A., & Bodet, M. A. (2016). Does Proportional Representation Foster Voter Turnout?. European Journal of Political Research, 45(2), 115-129.
Karp, J. A., & Banducci, S. A. (2020). Political Alienation in Contemporary Democracies: A Comparative Perspective. Journal of Politics, 82(2), 454-468.
Papageorgiou, A. (2021). Electoral Imtegrity: Understanding Voter Disillusionment and Abstention. International Journal of Public Opinion Research, 33(3), 451-469.
Putnam. R. D. (2000). Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community. Simon & Schuster.
Teorell, J., Holmberg, S., & Rothsein, B. (2015). The Quality of Government: Corruption, Social Trust, and Inequality in International Perspective. University og Chicago Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H