Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Andriansyah
Muhammad Rafly Andriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa ilmu komunikasi

saya suka berolahraga badminton dan billiard, menyukai membaca dan menulis juga yang menjadi setengah hidup saya untuk itu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Teori Kritis Frankfurt dalam Kehidupan Sehari-hari

15 Juli 2024   17:27 Diperbarui: 15 Juli 2024   17:54 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian 1: Penjelasan Teori Kritis Frankfurt

Teori Kritis Frankfurt (Frankfurt School) merupakan sebuah pendekatan teoritis yang berasal dari aliran pemikiran di Sekolah Frankfurt di Jerman pada awal abad ke-20. Teori ini berfokus pada kritik terhadap masyarakat kapitalis modern, dengan mengintegrasikan pemahaman dari filsafat, sosiologi, dan teori kritis (Of & Re, 2010). Beberapa konsep kunci dari teori ini meliputi:

1. Kritik terhadap Kultur Industri: Menyoroti bagaimana industri budaya (seperti media massa, hiburan, dan budaya populer) mempengaruhi cara pandang dan nilai-nilai dalam masyarakat. Teori ini menunjukkan bahwa budaya industri sering kali menghasilkan homogenisasi dan alienasi di antara individu-individu.

2. Kapitalisme dan Alienasi: Memperdebatkan bahwa kapitalisme modern menyebabkan alienasi sosial dan ekonomi, di mana individu-individu kehilangan kontrol atas kehidupan mereka sendiri karena dominasi pasar dan kepentingan ekonomi.

3. Pembebasan Manusia: Memperjuangkan pembebasan manusia dari penindasan ekonomi dan sosial, serta mempromosikan kesadaran kritis terhadap struktur kekuasaan yang ada.

 Bagian 2: Analisis Kasus

Sebagai contoh, kita bisa menganalisis pengaruh media sosial dalam konteks Teori Kritis Frankfurt. Media sosial modern, meskipun memungkinkan konektivitas global yang belum pernah terjadi sebelumnya, juga memberikan contoh yang bagus tentang bagaimana industri budaya dapat mempengaruhi pandangan masyarakat secara luas.

1. Kultur Industri dan Hegemoni: Media sosial sering kali menjadi wadah bagi kegiatan kultur industri, di mana perusahaan besar mengendalikan algoritma dan konten yang dipromosikan, mempengaruhi apa yang dilihat dan dipikirkan oleh pengguna. Hal ini dapat mengarah pada homogenisasi pandangan dan nilai-nilai tertentu.

2. Kapitalisme dan Alienasi: Meskipun media sosial memberikan platform untuk ekspresi individu, platform ini juga didominasi oleh pertimbangan komersial. Pengguna sering kali merasa teralienasi ketika mereka merasa harus memenuhi standar dan ekspektasi tertentu untuk mendapatkan pengakuan dan validasi.

3. Pembebasan Manusia dan Kesadaran Kritis: Teori Kritis Frankfurt mendorong kita untuk mempertanyakan siapa yang sebenarnya mendapatkan keuntungan dari struktur kapitalis media sosial saat ini. Hal ini memicu kesadaran kritis di antara pengguna untuk memahami dan menantang dominasi yang ada.

 Kesimpulan

Dengan menggunakan Teori Kritis Frankfurt, kita dapat melihat bagaimana media sosial tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai bagian dari struktur kekuasaan dan dominasi dalam kapitalisme modern. Dengan analisis ini, kita dapat lebih memahami kompleksitas dan implikasi sosial dari teknologi komunikasi yang sedang berkembang pesat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun