Mohon tunggu...
Muhammad Rafli
Muhammad Rafli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya mahasiswa yang hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi dan Pemikiran Zygmunt Bauman (Liquid Modernity)

16 Oktober 2022   21:59 Diperbarui: 16 Oktober 2022   22:07 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haloo para pembaca, kali ini saya akan membahas tentang seorang tokoh sosiolog dengan pemikirannya 'liquid modernity' yaitu Zygmunt Bauman. Bagaimana cara pemikirannya?!?! Simak berikut ini!.

Sebelum pembahasan lebih lanjut kita akan mengenal terlebih dahulu biografi Zygmunt Bauman. Bauman meruppakan seorang tokoh sosiolog yang lahir pada 19 November 1925 di Polandia. Bauman sudah memulai karirnya di Universitas Warsawa, Bauman merupakan seorang profesor emeritus sosiolog di Universitas Leeds dan Warsawa.

Bauman dapat mengevaluasi krisis dan protes yang sudah menyebar di berbagai benua Eropa dan dunia ini. Ia memberikan saran untuk melakukan perubahan secara radikal dalam perilaku masyarakat sebagai sebuah solusi untuk permasalahan global yang sudah sangat serius. Lalu pemikiran 'Liquid Moderity' muncul untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Liquid Modernity

  • Liquid modernity (modernitas cair) dijelaskan sebagai sebuah istilah yang dipakai Bauman untuk menggambarkan sebuah kondisi dunia saat ini. Menurut Bauman modernitas padat berbeda dengan pemikirannya modernitas cair yang dapat menciptakan pengaturan baru dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam kegiatan kehidupan individu yang dimana individu tersebut dapat menghadapi serangkaian tantangan yang belum pernah ia hadapi.
  • Liquid life dijelaskan sebagai jenis kehidupan yang cenderung tinggal di masyarakat modern yang cair. Modernitas cair dijelaskan sebagai sebuah kondisi masyarakat yang dimana anggotanya dapat melakukan perubahan yang lebih cepat untuk mengkonsolidasikan kebiasaan menjadi sebuah rutinitas.

Modernitas

  • Modernitas merupakan sebuah nama yang bukan keseluruhan dari realitas.
  • Modernitas mungkin saja dapat menandahkan sesuatu, namun secara tidak langsung mampu menjelaskan bagaimana keseluruhan segi terang dan gelapnya hal tersebut.
  • Modernitas dijelaskan sebagai terminologi yang khas dalam sebuah keilmuan Sosiologi yang berbeda dari modernisme ataupun postmodernisme yang umumnya sering diasosiasikan dengan adanya bentuk-bentuk kulturan estetis.
  • Modernitas berusaha dapat mengklaim totalitas atas dari semua bentuk adanya kehidupan manusia. Dan inilah topeng modernitas yang sangat diinginkan untuk dapat diungkapkan oleh Bauman.

Struktur dan Anti Struktur

  • Bauman sudah meliihat adanya dua bentuk masyarakat yang berbeda dengan adanya ciri yang saling menggantikan satu sama lainnya. Dua gejala yang dapat membentuk masyarakat dapat dikenal sebagai sebuah struktur (masyarakat atau sosialisasi) dan anti-struktur (komunitas atau sosialitas).
  • Struktur dari (masyarakat atau sosialisasi) dijelaskan memiliki ciri khas seperti heterogenitas, tidak setara, perbedaan status dan adanya sebuah sistem tata nama (nomen klatur). Ciri khas ini dapat memunculkan apa yang dinamakan klasifikasi dan diferensiasi. Klasifikasi maupun diferensiasi tersebut dapat membagi kelompok masyarakat menjadi sebuah kelompok elit dan massa. Yang termasuk dari kategori massa tersebut dapat meliputi: ras inferior, orang miskin dan bodoh, lalu wanita. Sosialisasi dikatakan cenderung dapat membuat moralitas menjadi rasional.
  • Anti-struktur  dari (komunitas, sosialitas) dijelaskan memiliki ciri khas seperti homogenitas, kesetaraan, ketiadaan status dan anonim. Anonim yang dimaksud dapat diartikan sebagai suatu yang tanpa tujuan, tanpa kepentingan dan autotelik (mempunyai tujuan pada dirinya sendiri).
  • Struktur dan anti-struktur dijelaskan bahwa dua proses dan dua prinsip yang digambarkan berbeda. Untuk memahaminya, Bauman sudah mengambil sebuah contoh dari suatu negara. Sekarang ini sudah nampak munculnya sebuah perceraian antara politik yang  terpusat pada negara dan eksistensi moral warga negara.

Kehidupan yang ambivalen

  • Bauman memiliki sebuah pandangan bahwa sebuah kehidupan manusia sudah bersifat ambivalen, yang dimana tidak ada nilai yang pasti.
  • Ambivalensi dijelaskan sebagai sebuah kemungkinan untuk dapat menempatkan sebuah objek atau suatu peristiwa kedalam dari suatu kategori.
  • Dalam ambivalensi menjelaskan bahwa terjadinya proses penamaan/pengklasifikasi baik secara inklusi maupun ekslusi. Klasifikasi dalam sebuah tantanan modernitas sebenarnya dapat terjadi tindakan kekerasan yang dipaksakan.
  • Fenomena moral itu secara inheren 'non-rasional'. Oleh karena itu moralitas bersifat aporetik dan tak dapat diuniversalisasikan.
  • Dalam karya Bauman 'Life in Fragments'. Bauman menjelaskan dalam membongkar kamuflase moral yang dapat dianut untuk sekedar sebagai topeng kebersamaan dan keteraturan. Kenyataannya, kehidupan begitu beragam sehingga tidak mungkin ditata dengan satu moral yang rasional dan universal.
  • Moralitas diperlukan untuk melepaskan dari adanya peraturan yang memaksa dan dikembalikan pada tanggung jawab seorang individu.
  • Manusia diperlukan untuk menjadi bermoral bukan dikarenakan beiing with other melainkan karena being for other (relasi asimetri).

The stranger (orang asing)

  • Jika ada modernitas yang dapaat dipahami sebagai tatanan, maka ambivalensi merupakan buangan atau sampah dari modernitas.
  • Pada kelompok masyarakat modern yang termasuk kategori sampah dapat dikenal sebagai dengan istilah 'orang asing' (the stranger).
  • 'Orang asing' bukanlah seorang kawan maupun lawan. akan tetapi mereka terletak pada zona diantara keduanya. Dimana jika ada lawan maupun kawan merupakan sebuah bentuk sosialitas manusia, maka 'orang asing' tidak termasuk dalam bentuk ini. 
  • Kehadiran dan kedatangan 'orang asing' adalah suatu tatanan berarti akhir dari normalitas dan stabilitas suatu masyarakat.

Kekuasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

  • Menurut Bauman, teknologi dapat menciptakan ruang-ruang bagi homoludens (para penjudi), homo oeconomicus (para pengusaha) dan homo sentimentalis (kaum hedonis).
  • Lalu Bauman menjelaskan bahwa moral diri yang paling jelas dan mencolok di antara korban-korban teknologi.

Reproduksi sosial dalam iklan

  • Masyarakat modern memiliki sebuah ikon utama dari produksi dan konsumsi yang bukan menjadi sarana tetapi menjadi sebuah proses dalam membangun citra sosial.
  • Iklan menjadi sebuah sumber utama adanya proses dalam penentuan 'gaya hidup' tertentu dalam diri individu. Iklan yang ada pada masyarakat konsumen menjadi sebuah fungsi untuk menciptakan keinginan konsumen yang dapat menyebabkan mereka untuk mengkonsumsi produk tertentu yang berguna untuk membangun citra dan identitas dari produk yang sudah dibeli.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun