Mohon tunggu...
Muhammad Rafiyudin
Muhammad Rafiyudin Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Don't Wait Till Tomorrow, DO IT NOW. Because Your Future Is Created By What You Do Today, Not Tomorrow!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resolusi Maba Fakultas Ekonomi Bisnis Uhamka

5 Oktober 2020   12:36 Diperbarui: 5 Oktober 2020   12:40 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika pergantian tahun tiba, sebagian besar orang-orang akan sibuk memperbincangkan sebuah resolusi, entah itu resolusi untuk dirinya sendiri atau bahkan resolusi untuk yang lainnya.

Dalam sejarah, kata resolusi pada zaman dahulu adalah sebuah tradisi sekuler yang berlaku di Dunia Barat, namun seiring berjalannya waktu tradisi ini bisa kita jumpai di seluruh dunia bahkan kita bisa menjumpainya di Indonesia.

Dalam tradisi ini, seseorang akan berjanji untuk melakukan tindakan perbaikan diri yang akan dimulai di tahun baru. Momen pergantian tahun seperti ini memang cocok untuk kita membuat beberapa target goals yang akan kita capai selama satu tahun kedepan.

Dilihat dari sejarah dan juga definisinya, resolusi ini umumnya dikenal sebagai sebuah daftar target pencapaian yang dilakukan seseorang ketika hendak berganti tahun, dan akan mulai dilakukan ketika sudah memasuki tahun baru.

Karena tahun ini saya baru saja berpindah status dari PENGACARA (Pengangguran Banyak Acara) ke MABA (Mahasiswa Baru) maka ini adalah momen yang tepat bagi saya untuk menyusun sebuah resolusi.

Menjadi Mahasiswa senidiri sebenarnya sudah ada di dalam resolusi saya tahun ini. Dan setelah target ini tercapai saya akan mencoba memaparkan target baru yang akan saya lakukan selamat menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Bisnis.

1. Meningkatkan Kualitas Mental

Salah satu poin penting saya dalam menempuh pendidikan di jenjang perguruang tinggi adalah meningkatkan kulitas mental.

Selama ini saya sudah terbiasa akan terpaan mental dari lingkungan sekolah, mulai dari perbedaan pendapat antar ekstrakulikuler, perbedaan sudutpandang antara siswa dan guru, sampai perbedaan isi hati antara saya dengan gebetan(Curhat)

Namun saya tak ingin berhenti di situ saja, karena di dalam dunia perkuliahan setiap perbedaan akan menjadi sebuah tantangan, terlebih lagi perbedaan pendapat antara teman satu organisasi.

Dalam poin ini saya menargetkan untuk bisa lebih tenang ketika menghadapi sebuah tekanan, bisa lebih terbuka ketika menghadapi sebuah perbedaan dan bisa lebih menerima ketika tidak bisa satu jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun