Mohon tunggu...
Muhammad Rafi Wiransyah
Muhammad Rafi Wiransyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Program Studi Rekayasa Nanoteknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nanoteknologi Bisa Selamatkan Indonesia dari Bencana Sampah

14 Mei 2023   14:30 Diperbarui: 14 Mei 2023   14:55 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia menghadapi masalah serius terkait bencana sampah packaging makanan. Setiap hari, ribuan warung makan, restoran, dan kafe di seluruh Indonesia memproduksi ribuan ton sampah makanan dan sampah plastik yang akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah. Banyak dari sampah tersebut tidak terkelola dengan baik, menyebabkan pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat yang serius.

Berdasarkan laporan dari Ellen MacArthur Foundation, pada tahun 2020 Indonesia membuang sekitar 6,8 juta ton sampah plastik ke laut, menjadi negara kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok. Selain itu, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2020 Indonesia memproduksi sekitar 64 juta ton sampah. Sampah organik atau sampah makanan merupakan jenis sampah terbesar kedua setelah sampah plastik, dengan jumlah mencapai sekitar 40 persen dari total sampah yang dihasilkan. Sekitar 70 persen dari sampah organik ini berasal dari rumah tangga, sementara sisanya berasal dari tempat makanan dan pasar. Selain itu, berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Restoran dan Layanan Makanan Indonesia (APRLMI) pada tahun 2019, industri makanan dan minuman menghasilkan sekitar 180.000-ton sampah per tahun, dengan sekitar 60 persen diantaranya merupakan sampah plastik. Hal ini menyebabkan masalah serius terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Selain merusak lingkungan, bencana sampah packaging makanan juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Sampah makanan dapat menarik hewan seperti tikus dan serangga yang membawa penyakit, dan juga menimbulkan bau yang tidak sedap dan membuat lingkungan tidak nyaman. Selain itu, sampah plastik yang dihasilkan dari tempat makanan sulit diuraikan dan dapat mencemari tanah dan air.

Salah satu cara untuk mengatasi bencana sampah packaging makanan bisa melalui perkembangan nanoteknologi. Nanoteknologi adalah bidang teknologi yang mempelajari dan memanipulasi material dalam skala nanometer, yaitu satu miliar bagian dari satu meter. Dalam skala ini, material dapat memiliki sifat yang berbeda dari sifat pada skala makroskopik.

Salah satu inovasi dalam bidang nanoteknologi adalah pengembangan bahan kemasan nanokomposit yang mampu melindungi makanan dari pengaruh lingkungan dan mikroorganisme yang dapat merusak makanan. Nanoteknologi juga digunakan dalam pengembangan bahan kemasan biodegradable untuk meningkatkan sifat-sifat mekanik dan barrier dari bahan tersebut. Bahan kemasan nanokomposit ini terdiri dari partikel nanoplastik yang terintegrasi dalam matriks polimer, sehingga dapat meningkatkan kekuatan, ketahanan bahan kemasan dan tentunya produk kemasan makanan dapat terurai secara alami tanpa meninggalkan sampah yang berbahaya bagi lingkungan.

Selain pengembangan bahan kemasan nanokomposit, nanoteknologi juga digunakan dalam produksi kemasan aktif dan kemasan cerdas. Kemasan aktif dapat mengekstrak senyawa aktif dari bahan kemasan ke dalam makanan untuk meningkatkan kualitas makanan, seperti meningkatkan kesegaran dan mengurangi oksidasi pada produk makanan. Sementara itu, kemasan cerdas dapat memberikan informasi kepada konsumen tentang kualitas dan kesegaran makanan melalui indikator pada kemasan.

Perkembangan nanoteknologi dalam bidang packaging makanan menjanjikan untuk meningkatkan kualitas, keamanan makanan dan aman untuk lingkungan. Namun, perlu diperhatikan pula dampak lingkungan dari penggunaan teknologi ini, sehingga pengembangan bahan kemasan nanoteknologi perlu dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dari Uraian di atas Indonesia harus segera melakukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini akan menjadi sangat penting dalam pengembangan nanoteknologi di bidang packaging makanan. Pemerintah dapat memberikan dukungan dan fasilitas untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi nanoteknologi dalam industri makanan. Pemerintah juga dapat membantu dalam memfasilitasi pengembangan regulasi dan standar keselamatan untuk mengatur penggunaan nanoteknologi dalam bidang pengemasan makanan.

Di sisi lain, masyarakat juga dapat berperan dalam perkembangan nanoteknologi di bidang packaging makanan dengan memberikan masukan dan feedback kepada pemerintah dan produsen. Masyarakat dapat memberikan masukan terkait keamanan dan kehalalan produk yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan. Selain itu, masyarakat juga dapat membantu dalam pengembangan dan penerapan teknologi nanoteknologi dalam industri makanan dengan memberikan dukungan dan partisipasi dalam program-program pengembangan teknologi.

Dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, perkembangan nanoteknologi di bidang packaging makanan dapat berjalan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak. Pemerintah dan masyarakat juga dapat bekerja sama dalam memberikan edukasi dan informasi terkait penggunaan dan dampak penggunaan nanoteknologi pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai teknologi ini dan sekaligus dapat menjaga dan meningkatkan kebersihan lingkungan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun