Mohon tunggu...
Muhammad Rafi Raditya
Muhammad Rafi Raditya Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana

Menulis adalah salah satu hobi saya, dengan menulis saya bisa melatih kemampuan riset dan berpikir kritis. Dan dengan menulis saya juga bisa berkontribusi dalam menyebarkan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengunjungi Cumalikizik (Time Travel ke Era Kekaisaran Utsmaniyah)

20 Juni 2024   09:34 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:42 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen pribadi

Pada hari Selasa tanggal 2 Januari 2024 lalu, kami sekeluarga berkesempatan mengunjungi kota Bursa sebagai destinasi kedua kita setelah Istanbul. For your information bahwa kota Bursa ini terletak di sisi Asia nya negara Turki, kami berkesempatan menginap selama satu malam di salah satu hotel di kota tersebut yang bernama Leo Suites, agenda kami di kota Bursa tentunya sangat padat dan beragam.

Agenda pertama kami setelah sarapan yaitu langsung menaiki minibus dan bergegas menuju Masjid Agung Bursa dan setelah itu dilanjutkan dengan menaiki teleferik (kereta gantung) yang akan mengantarkan kami ke puncak gunung uludag dan dilanjutkan oleh kunjungan kami ke beberapa tempat lainnya, akan tetapi pada kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman kami ketika mengunjungi salah satu desa bersejarah di Turki khususnya di kota Bursa yang mana desa ini telah ada sejak zaman kekaisaran utsmaniyah. Yaps nama desa ini yakni Cumalikizik.

Desa ini berjarak sekitar sepuluh kilometer dari pusat kota Bursa dan berada tepat dibawah kaki gunung uludag, bisa dibayangkan betapa dinginnya suhu dan udara desa ini.

Dan beberapa hal unik lainnya yang dapat ditemukan di desa ini yaitu mayoritas rumah disini terbuat dari kayu, batu bata dan kebanyakan desain dari rumah ini merupakan rumah tripleks dan jalanan yang menghubungkan antar satu rumah ke rumah lainnya juga bukan beralaskan aspal atau semen melainkan batu dan tidak lupa ada selokan yang telah ada sejak abad pertengahan dan masih terjaga kegunaannya hingga saat ini.

Sumber gambar: Dokumen pribadi
Sumber gambar: Dokumen pribadi


Sumber gambar: Dokumen pribadi
Sumber gambar: Dokumen pribadi

Sesampai nya kami di lokasi, kami langsung mengambil foto pemandangan desa yang indah ini, kami benar-benar merasa seperti ada di negeri dongeng karena saking bagus nya pemandangan di desa ini.

Hal ini tentunya membuat kami takjub apalagi rumah di desa ini juga memiliki warna yang beragam sehingga membuat desa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pengunujung yang datang kesini.

Dan tidak heran karena nilai sejarah nya yang tinggi serta dibarengi dengan unsur kebudayaan turki kuno yang kental membuat desa ini masuk ke dalam daftar situs warisan dunia Unesco.

Sumber gambar: Dokumen pribadi
Sumber gambar: Dokumen pribadi
Kami berjalan terus menyusuri lingkungan desa dan tentunya menyempatkan diri untuk mencoba salep, nahh minuman ini pada dasarnya mirip seperti capucino dan latte tapi mereka (orang turki) juga menambahkan bubuk kayu manis diatas nya, tekstur nya yang kental serta rasa nya yang manis dan disajikan dalam kondisi hangat tentunya cocok disantap ketika musim dingin seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun