Mohon tunggu...
Muhammad Rafie
Muhammad Rafie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UGM

Hobi Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengenalan Hasil Bumi Melalui Budaya Gunungan dan Pawai Dulangan di Festival Pesona Sambelia

26 Agustus 2023   16:30 Diperbarui: 26 Agustus 2023   16:52 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Kamera Penulis

Indonesia, negara kepulauan dengan kekayaan budaya beragam yang terus mempesona dunia dengan tradisi-tradisi uniknya. Salah satunya adalah Festival Pesona Sambelia yang diadakan dan diinisiasi oleh tim KKN-PPM UGM unit NB-007 di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, tepatnya di Desa Sugian dan Labuhan Pandan. 

Festival ini tak hanya memamerkan keindahan budaya lokal, tetapi juga memperingati beragam hasil bumi yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Salah satu elemen yang menonjol dalam festival ini adalah gunungan dan pawai dulangan, yang menggambarkan aneka jenis hasil bumi seperti cabai, jagung, perikanan, pisang, kacang panjang, dan bawang. Pelaksanaan Pawai Dulangan dan Gunungan ini dilaksanakan di TWA Kramat Suci, Desa Sugian, Kecamatan Sambelia, Lombok timur sebagai bagian dari acara Festival Pesona Sambelia.

Mari kita telusuri lebih dalam mengenai makna dan pesona dari budaya gunungan dan pawai dulangan dalam Festival Pesona Sambelia. Gunungan adalah tumpukan hasil bumi yang sering diarak dalam berbagai festival di Indonesia. Dalam Festival Pesona Sambelia, gunungan memiliki makna mendalam sebagai simbol keseimbangan alam dan kehidupan manusia. Sementara itu, Setiap komponen yang diwakili oleh berbagai hasil bumi memiliki arti yang unik dan saling melengkapi.

Hal tersebut seraya diutarakan oleh Kepala Dusun Kokok Pedek Timur, Desa Sugian, yaitu Bapak Supriadi. “cabai sebagai simbol rasa pedas menggambarkan tantangan dan rintangan dalam kehidupan, Jagung melambangkan kelimpahan dan kesuburan, Ikan dalam gunungan menggambarkan mata pencaharian masyarakat pesisir dan hubungan erat mereka dengan laut, ,pisang dianggap sebagai simbol keseimbangan dan kelimpahan, kacang panjang melambangkan kerja keras dan ketekunan, dan bawang sebagai bumbu penyedap mengingatkan kita akan pentingnya harmoni dalam kehidupan.” Ujar Supriadi atau yang lebih sapa dikenal sebagai Pak Kadus Kalam.

Di tengah gemuruh Festival Pesona Sambelia, terdapat sebuah atraksi yang mampu memukau mata dan menyentuh hati, yaitu Pawai Dulangan. Pawai ini bukan hanya sebuah prosesi perayaan biasa, tetapi juga menjadi cerminan dari kekayaan budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pawai Dulangan merupakan suatu bentuk perayaan yang menggambarkan kehidupan, sejarah, dan identitas masyarakat Lombok. 

Dalam pawai ini, dulangan dihias dengan indah dan ditempatkan di atas kepala para pembawa dulang yang dengan penuh kebanggaan dan keindahan, berjalan menyusuri jalan dari pintu masuk TWA Kramat Suci menuju kerumunan masyarakat pada festival. Koordinator Unit KKN Unit NB-007, Muhammad Rafie, menuturkan “Dulangan merupakan wadah tradisional yang harus dilestarikan karena merupakan adat kental yang biasa digunakan masyarakat Lombok untuk menyimpan berbagai hasil bumi dan berbagai jenis makanan tradisional sebagai simbol kekayaan dan rezeki”.

Source : Kamera Penulis
Source : Kamera Penulis
Festival Pesona Sambelia di Lombok Timur adalah contoh nyata bagaimana budaya dan hasil bumi dapat disatukan dalam perayaan yang meriah. Gunungan dan pawai dulangan merupakan budaya yang menggambarkan hasil bumi berupa cabai, jagung, perikanan, kacang panjang, dan bawang menjadi simbol yang kuat dalam memperingati keanekaragaman alam dan kehidupan manusia. Festival ini mengajarkan kita untuk menghormati alam, bekerja keras, dan merayakan kehidupan dalam segala bentuknya.

Source :Kamera Penulis
Source :Kamera Penulis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun