Mohon tunggu...
Muhammad Rafianur Zulmi
Muhammad Rafianur Zulmi Mohon Tunggu... Insinyur - Saya akan menjadi seorang Engineer

Saya adalah seorang lulusan sarjana teknik mesin yang berbakat dan berdedikasi dalam konversi energi. Dengan semangat yang kuat untuk terus belajar dan berkembang, saya selalu mencari peluang baru untuk mengasah keterampilan dan mengeksplorasi tantangan yang menarik. Keahlian saya dalam konversi energi telah memberikan kontribusi berharga dalam bidang pembangkitan listrik. Selain itu, saya adalah individu yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dan berusaha untuk memberikan dampak positif melalui analisa efisiensi kinerja pembangkit listrik. Saya juga memiliki minat dalam memberikan perspektif yang luas dan kreativitas dalam pendekatan saya. Dengan kepribadian yang ramah dan kemampuan komunikasi yang baik, saya dengan mudah berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Saya percaya bahwa kerja tim yang solid dan sinergi yang baik dapat menghasilkan pencapaian yang luar biasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap: Mengeksplorasi Cara Untuk Mengurangi Emisi Karbon Selain Co-Firing

23 Mei 2023   14:51 Diperbarui: 23 Mei 2023   15:01 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghadapi perubahan iklim, sektor energi menjadi salah satu sasaran utama. Pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti batu bara, gas alam, dan minyak bumi, merupakan penyumbang utama emisi karbon dioksida (CO2) ke atmosfer. Pembangkit listrik tenaga uap merupakan salah satu sumber energi yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Namun, kebanyakan pembangkit listrik tenaga uap tradisional menggunakan bahan bakar fosil, seperti batu bara atau gas alam, yang menyebabkan emisi CO2 yang signifikan. Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan perubahan iklim, perlu dijelajahi alternatif lain yang dapat menghasilkan listrik dengan emisi karbon yang lebih rendah. Upaya yang dapat dilakukan agar suatu pembangkit listrik tenaga uap dapat mengurangi emisi CO2 selain dengan hanya berharap pada co-firing antara lain:

  • Penggunaan Bahan Bakar Alternatif

Salah satu cara untuk mengurangi emisi karbon dalam pembangkit listrik tenaga uap adalah dengan menggunakan bahan bakar alternatif. Bahan bakar seperti biomassa, limbah pertanian, limbah kayu, atau limbah organik dapat digunakan sebagai pengganti sebagian atau seluruh bahan bakar fosil. Proses pembakaran bahan bakar alternatif ini menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil konvensional.

  • Penerapan Teknologi Karbon Capture and Storage (CCS)

Teknologi Karbon Capture and Storage (CCS) atau Penangkapan dan Penyimpanan Karbon adalah proses di mana CO2 yang dihasilkan selama pembakaran bahan bakar di pembangkit listrik ditangkap dan disimpan secara aman di tempat penyimpanan jangka panjang, seperti formasi batuan bawah tanah. Dengan menerapkan CCS, emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga uap dapat dikurangi secara signifikan, bahkan hingga mencapai emisi nol jika CCS digunakan dengan efektif.

  • Peningkatan Efisiensi Termal

Peningkatan efisiensi termal dalam pembangkit listrik tenaga uap adalah langkah penting dalam mengurangi emisi karbon. Dengan meningkatkan efisiensi konversi energi panas menjadi energi listrik, jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik tertentu dapat dikurangi. Ini berarti bahwa emisi karbon yang dihasilkan juga akan berkurang secara proporsional.

  • Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbasis Hidrogen

Hidrogen diakui sebagai sumber energi bersih potensial yang dapat digunakan dalam pembangkit listrik tenaga uap. Dalam proses ini, hidrogen digunakan sebagai bahan bakar utama, dan pembakarannya hanya menghasilkan uap air sebagai produk sampingan. Namun, perlu diperhatikan bahwa produksi hidrogen sendiri harus dilakukan dengan menggunakan sumber energi bersih, seperti energi surya atau tenaga angin, untuk memastikan bahwa siklus hidrogen secara keseluruhan tidak menghasilkan emisi karbon.

  • Pemanfaatan Sistem Pembangkit Listrik Cogeneration

Pembangkit listrik cogeneration, juga dikenal sebagai combined heat and power (CHP), memanfaatkan panas buangan dari pembangkit listrik tenaga uap untuk tujuan lain, seperti pemanasan atau pendinginan. Dengan menggunakan panas buangan ini secara efisien, efisiensi keseluruhan sistem dapat ditingkatkan, mengurangi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk membangkitkan listrik. Akibatnya, emisi karbon yang dihasilkan dapat berkurang secara signifikan.

Mengurangi emisi karbon dalam pembangkit listrik tenaga uap merupakan tantangan penting dalam memerangi perubahan iklim. Selain co-firing, terdapat berbagai inovasi yang dapat digunakan untuk mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga uap. Mengadopsi bahan bakar alternatif, menerapkan CCS, meningkatkan efisiensi termal, mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap berbasis hidrogen, dan memanfaatkan sistem pembangkit listrik cogeneration adalah beberapa contoh cara inovatif yang dapat membantu mencapai pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan. Dengan menggabungkan upaya ini dan terus mendorong penelitian dan pengembangan teknologi baru, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mencapai sistem energi yang lebih berkelanjutan.

Ditulis Oleh. Muhammad Rafianur Zulmi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun