Eromoko, Wonogiri (10/02/2023), Di desa yang belum memiliki sistem jaringan sampah yang baik sudah sangat lumrah dengan adanya penimbunan dan pembakaran sampah. Namun, perlu diketahui bahwasanya membakar sampah sembarangan dapat menimbulkan bahaya dalam jangka panjang. Gas hasil pembakaran sampah sembarangan dapat dapat terhirup oleh manusia, hewan ternak, serta terpapar ke permukaan air dan tanaman. Bahan kimia yang dilepaskan oleh asap pembakaran sampah mengandung polutan beracun, yakni karbon monoksida, formaldehida, arsenik, dioksin, furan, dan VOC. Selain itu, residu pembakarannya dapat mencemari air dan tanah hingga masuk ke rantai makanan manusia dan hewan ternak. Â Bahaya ini juga bisa diperparah dengan proses pembakaran yang sembarangan yaitu dilakukan dekat dengan rumah, kandang ternak, perkebunan, dan perairan.
Di Desa Minggarharjo sendiri masih marak terjadi pembakaran sampah secara sembarangan. Oleh karena itulah mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro 2022/2023, Muhammad Rafi Diyansyah Putra dari Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, mengadakan pelatihan serta pendampingan kepada warga desa mengenai bagaimana meminimalisasi dampak buruk dari pembakaran sampah secara sembarangan kepada perangkat Desa Minggarharjo.
Program ini dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Februari 2023 di Kantor Desa Minggarharjo. Kegiatan ini berisi penjelasan tentang bahayanya membakar sampah secara sembarangan dan bagaimana dampaknya ke lingkungan makhluk hidup. Selain itu dijelaskan juga beberapa alternatif pengelolaan sampah diantaranya dengan pembuatan sistem jaringan sampah dan pengadaan bank sampah.
Sistem jaringan persampahan yang disarankan adalah dengan adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di tiap dusun yang nantinya sampah di dusun akan diangkut ke TPS desa lalu dilanjutkan pengangkutan ke TPS kecamatan. Lalu untuk pengadaan bank sampah, perangkat desa disarankan untuk membuat unit usaha baru yang mampu menjadi penanggung jawab dan penyelenggara adanya bank sampah ini.Â
Dengan adanya alternatif ini, harapannya Desa Minggarharjo bisa meminimalisir kebiasaan untuk membakar sampah yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup. Namun, tentunya alternatif ini tidak bisa langsung diimplementasikan karena perlunya perencanaan yang matang dan SDM yang memadai. Oleh karena itu, untuk menangani dampak dari pembakaran sampah secara sembarangan, mahasiswa juga menyarankan untuk melakukan pembakaran sampah secara hati-hati dalam jangka pendek sampai tersedianya alternatif di atas.
Adapun untuk pembakaran sampah yang bisa meminimalisir dampak buruknya adalah dengan melakukan pembakaran sampah di lokasi yang jauh dari pemukiman, kandang ternak, perkebunan, dan perairan. Dengan begitu, kemungkinan asap atau residu sisa pemakaran mengenai lingkungan dan makhluk hidup akan lebih kecil.
Dengan diadakannya pelatihan dan pendampingan ini, harapannya warga dapat mengimplementasikannya di masa depan dan terciptanya lingkungan Desa Minggarharjo yang bersih dari polusi sampah.
Penulis : Muhammad Rafi Diyansyah Putra (24030119130055) – Departemen Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro