Mayoritas anak remaja belasan tahun belum siap baik secara mental ataupun finansial untuk masuk ke jenjang pernikahan, maka perlu dipertimbangkan bila langkah pernikahan menjadi satu solusi atas kehamilan diluar pernikahan jika dalam kasusnya dialami oleh remaja belasan tahun. Lalu apakah aborsi bisa menjadi solusi terbaik?Â
Menurut saya tidak juga, karena saya membayangkan bila aborsi dilegalkan tanpa ada regulasi yang jelas, bisa mempengaruhi sisi kehidupan yang lain seperti kehidupan seks. Bisa jadi kehidupan seks tidak terkontrol, remaja tidak takut untuk melakukan seks karena nantinya bila mengalami kehamilan ia boleh melakukan aborsi, hal ini bisa berdampak pada mudahnya terkena penyakit kelamin dan menurut saya ini berbahaya. Maka dari itu perlu ada regulasi atau aturan yang mengatur bagaimana aborsi seharusnya dilakukan, selain itu masyarakat juga harus memahami mengapa ada saja yang ingin melakukan aborsi, agar tekanan yang dialami oleh pelaku aborsi juga tidak begitu tinggi.
Dari sini saya berusaha untuk menyampaikan bahwa kita harus lepas dari stigma-stigma yang dengan mudahnya kita berikan kepada orang yang melakukan diluar dugaan, kita harus mencari tahu, karena bisa saja dengan kita mencari tahu kita bisa menyumbangkan solusi yang menurut kita merupakan solusi terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H