Mohon tunggu...
muhammadradyaiftikhar
muhammadradyaiftikhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student

Undergraduate Student at Muhammadiyah University of Malang, majoring in Informatics Engineering.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuliah Informatika di Era "Tech Winter"

20 Desember 2024   19:58 Diperbarui: 20 Desember 2024   19:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia teknologi sedang menghadapi salah satu masa yang penuh tantangan, dikenal sebagai tech winter. Istilah ini menggambarkan fase melambatnya pertumbuhan di sektor teknologi, ditandai dengan menurunnya investasi, tertundanya inovasi, serta gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di perusahaan-perusahaan teknologi ternama. Dalam satu tahun terakhir, nama-nama besar seperti Google, Meta, dan Twitter telah memberhentikan puluhan ribu pekerja, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan mahasiswa. Apakah kuliah dibidang teknologi masih menjanjikan?

Pertanyaan sangat banyak ditanyakan bagi mahasiswa baru di bidang Informatika. Mahasiswa tidak hanya dihadapkan pada tantangan akademik, tetapi juga harus mempertimbangkan prospek kerja di masa depan. Apakah dengan kuliah informatika mahasiswa masih memiliki prospek kerja yang menjanjikan? Atau bahkan fresh graduate harus menyiapkan skill lain untuk bertahan di lingkungan kerja non-teknologi? Dalam beberapa tahun terakhir, sektor teknologi telah menghadapi masalah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Fenomena tech winter telah memaksa banyak perusahaan teknologi raksasa untuk melakukan langkah-langkah berat, salah satunya merupakan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Menurut data dari layoffs.fyi, lebih dari 140.000 dari 515 perusahaan teknologi diberhentikan pada tahun 2024, dengan perusahaan seperti Google, Meta, Microsoft, dan Twitter menjadi sorotan utama.

Gelombang PHK ini tidak hanya terjadi di perusahaan startup, tetapi juga melibatkan nama-nama besar yang selama ini dikenal stabil. Sebagai contoh, Google pada awal tahun ini mengumumkan pengurangan 12.000 karyawannya. Meta, perusahaan induk Facebook, juga memberhentikan lebih dari 10.000 pekerja di berbagai divisi. Twitter, setelah diambil alih oleh Elon Musk, juga melaksanakan PHK besar-besaran yang berdampak pada ribuan karyawannya. PHK ini terjadi di tengah perubahan besar dalam prioritas bisnis perusahaan teknologi. Banyak perusahaan kini lebih fokus pada investasi di teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi, yang sering kali menggantikan peran manusia dalam berbagai pekerjaan. Meskipun otomatisasi memiliki efisiensi yang lebih tinggi, dampaknya terhadap pekerjaan menjadi kekhawatiran.

Sebagai mahasiswa baru, fenomena ini dapat terasa membingungkan. Satu sisi, dunia teknologi masih menjadi pusat inovasi global. Namun, disisi lain, gelombang PHK besar-besaran ini memunculkan kekhawatiran akan masa depan pekerjaan di bidang ini. Apakah tech winter ini hanya fase sementara? Ataukah ini merupakan perubahan permanen dalam ekosistem teknologi global? Memang, situasi tech winter ini membuat banyak mahasiswa khawatir, terutama jika melihat berita soal ribuan karyawan yang diPHK dari perusahaan besar. Namun, ini bukan berarti harus takut untuk berkarir ke dunia teknologi. Justru, mahasiswa bisa manfaatkan kondisi ini sebagai kesempatan untuk belajar lebih banyak dan mencari peluang atau potensi baru.

Tahap awal yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi bidang teknologi yang paling terdampak oleh fenomena tech winter. Sebagai contoh, saat ini bidang web development sering disebut sebagai salah satu yang merasakan dampaknya. Mahasiswa perlu mampu menganalisis keterampilan yang sedang dibutuhkan di sektor tersebut. Fokus pengembangan mungkin tidak lagi sekadar pada pembuatan situs web standar, tetapi lebih kepada aspek seperti keamanan web (web security), optimasi performa, atau integrasi kecerdasan buatan (AI). Dengan menyesuaikan diri terhadap kebutuhan yang berkembang, mahasiswa akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada. Namun, apabila bidang tersebut terasa terlalu menantang, tidak ada salahnya untuk memilih sektor lain yang relatif belum terdampak oleh tech winter. Ibaratnya, ketika suatu wilayah sedang diterpa badai, mencari tempat yang lebih aman merupakan langkah yang bijak. Dunia teknologi menawarkan peluang yang sangat luas, seperti cloud computing, keamanan siber (cybersecurity), Internet of Things (IoT), atau pengembangan aplikasi mobile, yang masih memiliki permintaan tinggi. 

Bahkan, mahasiswa juga memiliki peluang untuk berinovasi dengan menciptakan inovasi baru dalam dunia teknologi. Daripada terus mengikuti arus di bidang yang sudah terlalu kompetitif dan rentan terdampak, mahasiswa dapat mengembangkan ide-ide baru atau inovasi yang belum banyak digarap. Contohnya, merancang teknologi yang mampu memberikan solusi bagi kebutuhan spesifik di sektor tertentu atau mengatasi permasalahan yang belum tersentuh oleh inovasi sebelumnya. Pada dasarnya, meskipun tech winter memberikan tantangan, selalu ada peluang untuk terus berkembang. Studi di bidang Informatika tetap memiliki nilai yang signifikan apabila mahasiswa memiliki pola pikir yang terbuka dan semangat untuk terus belajar. Teknologi pada dasarnya, tidak akan pernah hilang yang berubah hanyalah fokus dan prioritasnya. Untuk tetap relevan di era tech winter, mahasiswa Informatika perlu mengambil langkah strategis agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja dan memanfaatkan peluang yang ada. Berikut beberapa saran yang dapat diimplementasikan, yaitu:

  1. Terus belajar dan tingkatkan keterampilan, dunia teknologi itu bergerak cepat. Skill yang relevan hari ini bisa saja tidak dibutuhkan beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, mahasiswa perlu terus belajar, baik melalui kuliah maupun sumber tambahan.

  2. Adaptasi ke bidang teknologi baru, jika bidang tertentu terlihat sulit atau terdampak tech winter, mahasiswa bisa mencari peluang di bidang lain yang masih berkembang. Misalnya, keamanan siber (cybersecurity), blockchain, atau pengembangan aplikasi untuk sektor kesehatan (health-tech). Bidang-bidang ini tetap membutuhkan tenaga kerja dengan latar belakang Informatika.

  3. Ciptakan peluang sendiri, daripada terus mencari pekerjaan di sektor yang ramai persaingan, mahasiswa bisa mencoba menciptakan peluang dengan membangun startup kecil atau berkolaborasi dengan teman untuk mengembangkan ide baru. Meski memulai dari nol terasa sulit, ini bisa menjadi jalan untuk menciptakan solusi yang benar-benar unik.

  4. Manfaatkan teknologi untuk membantu proses belajar, ada banyak alat teknologi seperti GitHub, Figma, atau platform pengembangan AI yang bisa digunakan untuk mendukung proses belajar dan meningkatkan kualitas proyek mahasiswa

Periode tech winter merupakan tantangan yang tidak dapat diabaikan bagi industri teknologi, dan berdampak pula pada mahasiswa Informatika. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat potensi peluang. Pendidikan Informatika tetap penting karena teknologi bersifat dinamis dan terus berevolusi, bukan menghilang. Kunci kesuksesan terletak pada kemampuan beradaptasi dan membuka diri terhadap perubahan. Mahasiswa Informatika perlu mempersiapkan diri agar tetap relevan dan siap menghadapi evolusi teknologi di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun