Mohon tunggu...
Muhammad Qalbiey Salim
Muhammad Qalbiey Salim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMAIA 24 Boarding School

Hobi membaca, menggambar, bermain bola. Saya lebih suka sendirian daripada keramaian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Mentari

1 Februari 2024   16:46 Diperbarui: 1 Februari 2024   16:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara gemericik air sungai berpadu dengan nyanyian burung-burung di hutan rimba, menciptakan lanskap pagi yang begitu damai di desa kecil bernama Nusantara. Di tengah desa terdapat sebuah rumah kayu yang bersandar anggun di tepi sungai, dihiasi dengan bunga-bunga warna-warni yang tumbuh di sekitarnya. Rumah itu adalah tempat tinggal seorang wanita tua bernama Nirmala.

Nirmala adalah perempuan bijak yang hidup di desa tersebut sejak muda. Kini, di usianya yang telah mencapai tujuh puluh tahun, dia tetap menjalani kehidupannya dengan penuh kebahagiaan. Keberadaannya di desa menjadi seperti cahaya yang menerangi jalan bagi penduduk setempat. Dia dikenal sebagai penjaga kebijaksanaan dan pemimpin spiritual di antara mereka.

Suatu pagi yang cerah, Nirmala duduk di teras rumahnya sambil menikmati secangkir teh hangat. Sorot matahari pagi yang bersinar cerah menyoroti wajahnya yang penuh keriput, tetapi matanya masih memancarkan kebijaksanaan dan kehangatan. Nirmala menghela nafas dalam, merenung sejenak, seolah meresapi keindahan alam di sekitarnya.

Di desa Nusantara, terdapat sebuah cerita turun temurun tentang jejak mentari yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Konon, jejak itu memiliki kekuatan magis dan mampu membawa kebahagiaan kepada siapa pun yang mampu menemukannya. Namun, jejak mentari itu dikatakan hanya dapat ditemukan oleh orang yang memiliki hati tulus dan kesadaran yang mendalam.

Nirmala, dengan kebijaksanaannya, telah mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada penduduk desa. Dia percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam harta dan kekayaan, melainkan dalam kedamaian hati dan keharmonisan dengan alam. Inilah yang membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan dicintai oleh semua orang di desa.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Aditya datang ke desa Nusantara. Aditya, seorang pelukis berbakat, mencari inspirasi untuk lukisan terbarunya. Dia terpesona oleh keindahan alam desa dan mendengar cerita tentang jejak mentari yang konon ada di sana. Tanpa ragu, Aditya memutuskan untuk tinggal di desa tersebut dalam pencariannya.

Bertemu dengan Nirmala, Aditya merasa seakan telah menemukan guru spiritual yang tepat. Nirmala dengan ramah menerima kedatangannya dan berbagi kebijaksanaannya. Mereka sering berbicara tentang kehidupan, cinta, dan arti sejati dari kebahagiaan. Aditya mulai meresapi nilai-nilai yang diajarkan oleh Nirmala, dan hatinya pun mulai terbuka.

Suatu hari, Nirmala memutuskan untuk mengajak Aditya menemui jejak mentari. Mereka berdua memulai perjalanan menuju hutan rimba yang lebat, melewati jembatan gantung yang mengayun di atas sungai yang tenang. Di dalam hutan, aroma tanah basah dan dedaunan segar menyelimuti langkah-langkah mereka.

Selama perjalanan, Nirmala menceritakan legenda jejak mentari. Katanya, jejak itu terletak di suatu tempat yang hanya bisa dijangkau oleh orang yang memiliki ketulusan hati dan koneksi yang dalam dengan alam. Aditya mendengarkan dengan penuh perhatian, meresapi setiap kata yang keluar dari bibir bijak Nirmala.

Sesampainya di tempat yang disebut-sebut sebagai titik awal pencarian jejak mentari, Nirmala memberikan sebuah petunjuk sederhana pada Aditya. "Jejak ini tidak selalu berbentuk fisik, tetapi lebih pada perasaan di dalam hatimu. Ikutilah kehadiran alam dan dengarkan suara hatimu. Jejak itu akan membawamu pada kebahagiaan yang sejati."

Aditya memulai pencariannya dengan penuh kesadaran. Dia berjalan di antara pepohonan tinggi dan mengamati setiap detail di sekitarnya. Setiap bunga yang mekar, setiap angin yang berbisik, semuanya menjadi bagian dari petunjuk yang diberikan oleh alam. Hatinya merasakan kehadiran jejak mentari, meskipun dia belum benar-benar melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun