Mohon tunggu...
Muhammad Padisha
Muhammad Padisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Apapun yang terjadi, tetaplah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Doi Moi: Kisah Sukses Transformasi Ekonomi Vietnam di Bawah Melodi Pasar Bebas

30 Mei 2024   13:54 Diperbarui: 1 Juni 2024   13:40 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir dari Media Indonesia, Vietnam menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia Tenggara. Negara ini berhasil mencatatkan pertumbuhan 5,66% pada kuartal pertama di tahun 2024. 

Dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, sektor industri Vietnam berhasil tumbuh sebesar 6,28% dan pada sektor jasa tumbuh 6,12%. Meskipun sedang banyak ketidakpastian dalam perekonomian dunia akhir-akhir ini, hal tersebut tidak mempengaruhi Vietnam dalam menuai capaian positif.

Di tahun ini, Vietnam juga mengalami surplus perdagangan dengan nilai mencapai US$8,08 miliar. Hal tersebut naik dari periode tahun lalu yang hanya dapat mencapai US$4,93 miliar. Hasil ini tentunya sangat berbanding terbalik dengan Vietnam 30 tahun lalu yang terkenal dengan kondisi perekonomiannya yang miskin. 

Lalu, bagaimana Vietnam dapat bangkit dari keterpurukan dan menjelma menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat di Asia Tenggara?

Titik balik Vietnam bermula dari direncanakannya revolusi ekonomi. Vietnam yang sebelumnya memiliki perkenomoian yang berbasis ekonomi sosialis, kemudian berubah menjadi ekonomi liberal yang menjunjung pasar bebas, revolusi ekonomi tersebut biasa dikenal dengan sebutan Doi Moi.

Di masa itu, sebelum diterapkannya Doi Moi, pemerintahan Vietnam mengadopsi kebijakan ekonomi sosialis dan bersifat sangat sentralistik. Dimana pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian dan pengelolaan ekonomi secara penuh di negara tersebut.

Pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian produksi, distribusi, harga barang dan jasa, serta mengatur alokasi sumber daya. Adanya hal tersebut membuat masyarakat Vietnam tidak memiliki andil yang besar dalam melakukan perekonomian.

Meskipun masyarakat tetap memiliki hak yang sama atas kepemilikan faktor produksi, tetapi dalam pengelolaannya, hal tersebut harus diatur dengan penuh oleh pemerintah.

Problematika ini ternyata membuat perekonomian negara Vietnam menjadi semakin terpuruk dan menunjukkan kondisi yang tidak baik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah malah menciptakan masalah-masalah baru terhadap perekonomian di negeri itu. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sumarto (2011), Vietnam tercatat mengalami inflasi mencapai 700% di tahun 1986.

web.archive.org
web.archive.org
Di tahun tersebut, negara Vietnam mengalami masalah ekonomi yang besar. Tingkat inflasi membengkak, nilai ekspor jauh lebih kecil daripada impor, anggaran terkuras karena tingginya pengeluaran militer, dan banyaknya kerugian pada perusahaan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun