Perkembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia semakin pesat. Digitalisasi sampai artificial intelligence atau kecerdasan buatan telah menguasai hampir semua kehidupan manusia. Kita telah masuk ke dalam sebuah peradaban baru berkonsepkan kemajuan intelektualitas yang disebut Revolusi Industri 4.0. Sebagai antisipasi gejolak disrupsi dampak revolusi industri 4.0 yang berpotensi mengecilkan peran manusia dan menggerus jatidiri kemanusiaan, muncul pula konsep Smart Society 5.0.
Asdep Deputi Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Raden Wijaya Kusuma Wardhana menyampaikan, Era Society 5.0 menempatkan manusia sebagai komponen utamanya. Dia menjelaskan, di Era Society 5.0 mempersyaratkan tiga kemampuan utama yang perlu dimiliki setiap individu, yaitu: creativity, critical thinking, communication and collaboration.
Wijaya menerangkan, pendidikan memegang peranan penting dalam menyongsong smart society 5.0. Pendidikan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkarakter dan manusiawi. Dia menjelaskan, terdapat empat kompetensi wajib dalam pembelajaran, yaitu knowledge, skills, attitude dan value. Knowledge dan skill berhubungan erat dengan kompetensi siswa, sedangkan attitude dan value berkaitan dengan pembentukan karakter siswa,. Selain itu, Wijaya menerangkan, di Era Society 5.0, peran guru, rekan sebaya, keluarga, dan lingkungan memiliki peran penting sebagai pembentuk karakter dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh manusia Indonesia. "Selain berperan sebagai pendidik, guru juga harus mampu menjadi role model. Orangtua harus memberikan dukungan penanaman karakter di rumah. Rekan atau teman sebaya sebagai komunitas berbagi cerita, informasi dan gagasan. Dan, masyarakat bertanggung jawab dalam menghadirkan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara alamiah yang terbingkai oleh nilai-nilai humanis dalam masyarakat," pungkasnya.
Revolusi industri 4.0 membuat bentuk baru dalam kemajuan teknologi yang serentak mengalami perkembangan. Pada revolusi industry 4.0, berbagai teknologi sudah masuk pada tren otomasi sehingga kecenderungan manusia dimanjakan akan teknologi tersebut yang mencangkup kepada sistem cyber-fisik, internet of things, komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Dengan lahirnya teknologi digital saat ini di revolusi industri 4.0 berdampak kepada proses kehidupan manusia diberbagai belahan dunia. Menurut Tjandrawinata (2016), perkembangan teknologi informasi sangat pesat saat ini terjadi otomotisasi yang terjadi diseluruh bidang, teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan secara nyata. Revolusi industri 4.0 ini terdapat beberapa tantangan yang dihadapi yakni kurangnya keterampilan yang memadai oleh SDM di seluruh dunia, tentu tidak meratanya pengetahuan akan berdampak kepada pengoperasian teknologi yang telah tersedia tidak tepat sasaran serta akan berdampak kepada banyaknya kehilangan pekerjaan karena berubahnya beberapa teknologi produksi secara otomatis. Teknologi ini berdampak positif tergantung bagaimana individu dalam meminimalisir resiko dan peluang yang muncul di transformasi revolusi industri 4.0 yang terjadi berbeda dengan apa yang dialami manusia.
Revolusi industry 4.0 sejatinya memberikan kemanjaan kepada manusia karena setiap produksi dilaksanakan secara otomatis serta dilaksanakan oleh mesin, akan tetapi kelemahan dari hal tersebut manusia cenderung tidak memiliki kedudukan yang berarti di dunia karena segala bentuk kegiatan dilakukan oleh mesin. Menindaklanjuti hal tersebut Jepang mengusung humanis yang disebut dengan era Society 5.0 atau masyarakat 5.0 dimana, masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered). Society 5.0 didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.
Kedua konsep tersebut yakni revolusi industri 4.0, masyarakat mencari, mengutip, dan menganalisis data atau informasi dengan mengakses layanan yang berbasi penyimpanan online melalui internet. Sedangkan, pada Society 5.0 sebagaian besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya dan dianalisis oleh kecerdasan buatan yang mana hasilnya diumpan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai bentuk. Dampak revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 membuat kesempatan baru untuk Indonesia untuk lebih berinovasi dan mengembangkan potensi SDM menjadi lebih baik diberbagai lini keidupan termasuk kedalam dunia Pendidikan.
Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar). Sedangkan dalam Society 5.0, sebuah masa yang mana masyarakat berpusat pada manusia yangmenyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dalam sistem yang terintegrasi di ruang dunia maya serta kolaborasi dengan ruang fisik. Society 5.0 akan menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan menyelesaikan masalah sosial.
Penguasaan ketiga kemampuan utama yang dibutuhkan masa depan menjadi tanggung jawab dunia pendidikan. Anak-anak yang sekarang duduk di bangku sekolah merupakan pemilik masa depan tersebut. Masa depan dengan konstruksi Masyarakat 5.0, akan tetapi sekaligus berada pada era yang penuh gejolak, tidak pasti, rumit, dan serba kabur. Para pemegang masa depan tersebut tidak cukup dibekali dengan ilmu pengetahuan yang terpenting adalah terbentuk karakter anak sejak dini sehingga tidak terjerumus dalam hal-hal yang bersifat tercela. Â
Cara berpikir harus selalu dikenalkan dan dibiasakan dengan cara berpikir beradaptasi di masa depan, yakni analitis, kritis, dan kreatif. Cara berpikir seperti itu yang disebut cara berpikir tingkat tinggi, sehingga akan memiliki wawasan, gagasan yang jelas akan masa depan. Dengan mengenali dunia nyata, para peserta didik akan mengenal kompleksitas permasalahan yang ada. Seperti masalah kesehatan, lingkungan sekitar, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai lini kehidupan. Pembelajaran terapan dijadikan acuan oleh peserta didik untuk dapat mengimplementasikan keilmuan yang mereka dapat dalam dunia Pendidikan. Guru berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik guna menawarkan solusi dari setiap permasalahan. Dengan harapan solusi yang memiliki nilai kebaruan sesuai konteks situasi yang baru pula. Itulah kreativitas dan inovasi.
Pengenalan dunia nyata tidak hanya sebatas lingkungan sekitar. Tapi lingkungan universal yang bisa dijelajahi menggunakanfasilitas laman daring. Ini akan meningkatkan kualitas diri peserta didik yakni terbukanya wawasan global sebagai bagian darimasyarakat dunia. Penggunaan telepon genggam, tablet, atau laptop berikut koneksi internet, dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran. Pencarian bahan ajar sebagai materi diskusi atau pemanfaatan berbagai video pembelajaran yang tersedia gratis di berbagai situs-situs pendidikan seperti Khan Academy, Amazon Education, Ruangguru,Wikipedia, dan lainnya. Yang terpenting adalah bijak menggunakan teknologi sehingga memberi makna positif bagi aktivitas pembelajaran.