Mohon tunggu...
Muhammad Nur Syaerozie
Muhammad Nur Syaerozie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa sejarah peradaban Islam IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Hobi membaca dan wisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar membatik sebagai bentuk mengapresiasi seni

13 Mei 2024   02:59 Diperbarui: 13 Mei 2024   03:50 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : Dokumentasi Pribadi

Mahasiswa sejarah peradaban Islam fakultas Ushuluddin dan Adab IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan belajar membatik sebagai bentuk mengapresiasi seni, Jum'at (26/4/2024). Kegiatan ini berlangsung di salah satu pengrajin batik Cirebon yaitu Batik Hilma. 

Kunjungan  Mahasiswa Jurusan sejarah peradaban Islam Fakultas Ushuluddin dan Adab IAIN Syekh Nurjati Cirebon ke pengrajin batik yaitu Batik Hilma Kabupaten Cirebon : Kegiatan Ini Sebagai mengapresiasi seni  kepada Mahasiswa, Terutama Seni Kerajinan Membatik. 

Batik Hilma merupakan salah satu rumah produksi batik yang ada di wilayah Cirebon yang berdiri pada 1999 dengan pemilik saat itu adalah bapak Haji Arita yang kemudian diturunkan kepada anaknya yaitu Bapak Haji Handi Sofyan yang biasa dipanggil dengan bapak Haji Sofyan. Nama dari batik hilma ini sebelumnya bukan  bernama Batik Hilma, tapi bernama Batik Ayu yang kemudian berganti menjadi Hilma. Pemilihan Nama batik Hilma ini berasal dari nama anaknya yaitu Hilma.

Batik merupakan warisan budaya besar Indonesia. Jenis motif batik yang ada di Indonesia sangat beragam, dan setiap daerah mempunyai keunikan motif batiknya masing-masing, dan batik Cirebon adalah salah satunya. Seni kerajinan batik Cirebon merupakan warisan budaya bangsa Indonesia masa lampau yangyang kehadirannya berawal dari bentuk refleksi kebudayaan yang memiliki kekhasan tersendiri baik ditinjau dari aspek-aspek penciptaannya maupun aspek-aspek perkembangannya.

Perkembangan batik di Cirebon disebabkan oleh faktor internal seperti kreativitas dan inovasi perajin serta kehadiran orang-orang kreatif dan dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pemerintah, lembaga kebudayaan, pariwisata, masyarakat, teknologi dan media informasi. Dengan perkembangan lebih lanjut, batik di Cirebon tidak hanya menjadi sebuah kerajinan yang mencerminkan nilai budaya, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakatnya.

Dalam kegiatan kunjungan tersebut, mahasiswa sejarah peradaban Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang didampingi oleh ibu Yunita Dwi Jayanti, M.Pd. dan dan bapak bukhori selaku mandor batik hilma, mahasiswa sejarah peradaban Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon belajar mengenali proses pembuatan batik hingga praktek langsung membuat batik.

Mahasiswa sejarah peradaban Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon tidak Hanya belajar mengenai proses pembuatan batik saja, namun disitu para mahasiswa berikan penjelasan juga perihal harga serta pemasaran produk batik, yang mana batik hilma sendiri produk - produk batiknya sudah di distribusikan hingga ke macam negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun