Sokola Rimba menceritakan tentang perjuangan Mbak Butet Manurung. Mbak butet awalnya bekerja untuk WARSI, sebuah organisasi perlindungan hutan di Sumatera yang ditugaskan di bagian pelatihan. Tujuan utama Mbak Butet saat itu adalah mengajari anak-anak Rimba membaca dan menulis. Orang Rimba adalah nama suku yang tinggal di Taman Nasional Bukit Dua Belas di Jambi.Mereka hidup berkelompok dan berpindah-pindah. Sayangnya, banyak gangguan dalam hidupnya, terutama akibat rusaknya hutan. Selama bertahun-tahun, Mbak Butet mengembara dari satu kelompok penghuni hutan ke kelompok lainnya, mengembara menembus hutan.
Ketidakmampuan membaca dan menulis mereka mendorong Mbak Butet untuk mencoba mengajari anak rimba membaca melalui lembaga WARSI. Kehadiran WARSI sebagai lembaga yang bergerak di bidang perlindungan hutan memberikan kesempatan kepada para penghuni hutan untuk mengenal dunia pendidikan. mbak butet hanya belum tahu apa yang harus dilakukan dan konsep pelatihan apa yang terbaik untuk orang rimba. mbak butet membutuhkan kreativitas dalam segala hal untuk mendekati mereka.
Metode pembelajaran yang berbeda ditemukan dalam pembelajaran dan pengajaran, sehingga terjadi hubungan timbal balik. Guru tidak terbatas pada guru dan siswa saja, tidak hanya siswa, tetapi guru dan siswa menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi. Dan itu tidak pernah ditemukan di sekolah lain.
Sekolah cenderung menjelek-jelekkan siswa sebagai objek yang harus menerima semua informasi yang diberikan oleh guru dan dihukum jika tidak dapat menerimanya. Ini juga yang menjadi penyebab anak-anak rimba tidak mau sekolah di desa. Hukuman guru terhadap siswa yang tidak mengikuti instruksi membuat anak-anak memiliki citra buruk tentang sekolah di hutan.
Sokola Rimba yang didirikan oleh Mbak Butet dan beberapa temannya di WARSI merupakan satu-satunya sekolah yang memberikan kesan pendidikan ala rimba. Sistem dan metode pendidikan yang fleksibel namun ditujukan untuk mengembangkan kualitas anak membuat anak merasa nyaman.
Kesempurnaan dan kesetiaan pada impian memberdayakan masyarakat rimba adalah garis panjang perjuangan. Tidak sebatas menyampaikan informasi saja, tetapi mencoba masuk lebih dalam yaitu menyadarkan para penghuni hutan akan potensi dan keberadaannya sebagai orang rimba yang tinggal di hutan.Tugas besar lainnya adalah mengubah ketergantungan mereka pada hutan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H