UIN WALISONGO SEMARANG/Muhammad Nur Ilhamsah/1903016108/PAI 4 C
Perkembangan Anak Di Era Globalisasi
- Pendahuluan
Pada saat ini kita sudah familiar dengan kata globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global yang berarti menyeluruh atau meliputi seluruh dunia. Sementara globalisasi merupakan proses integritas internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.[1] Dengan adanya globalisasi, kita dapat mengetahui karakter suatu bangsa. Karakter suatu bangsa berasal dari karakteristik individu di dalam bangsa tersebut.Â
Di era globalisasi saat ini kita perlu memperhatikan kepribadian anak dengan berawal pada pemahaman yang mendalam pada anak-anak. Dalam mengawasi anak kita perlu memiliki dasar pemikiran yang merujuk pada penelitian dan buku-buku tentang anak, tentang seluk beluk kehidupan anak apakah bergantung pada  keyakinan dan tradisi. Selain itu teolog tentang anak dan latar belakang perkembangan anak berpengaruh terhadap kejiwaan anak.Â
Oleh karena itu, salah seorang filosof Plato mengatakan bahwa perbedaan individu memiliki dasar genetik. Potensi individu telah ditentukan oleh faktor keturunan. Walaupun Plato tidak dapat memberikan buktinya, namun nampak jelas bahwa menurutnya anak merupakan miniatur orang dewasa.
Â
- Pembahasan
Karakter individu yang berdaya saing di era globalisasi tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan melewati beberapa proses. Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam proses perkembangan pribadi anak.Â
Pada masa ini anak-anak masih mudah untuk dididik agar memiliki kepribadian yang kompetitif, yaitu memiliki keterampilan kerja yang tinggi, motivasi berprestasi, kompetensi sosial, dan keterampilan untuk mengolah dan mengatasi masalah.[2]Â
Perkembangan psikologi anak memepengaruhi perubahan aspek kejiwaan manusia dari mereka dilahirkan hingga mereka meninggal dunia. Oleh karena itu hal-hal yang mempengaruhi berkembangan  psikologi anak harus diperhatikan, agar kejiwaan anak tumbuh dengan semestinya sesuai dengan fitrahnya, dimana pada dasarnya setiap anak manusia dilahirkan dalam keadaan suci/ bersih, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. dalam hadits, yang artinya:
"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi."
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan ath-Thabarani dalam al-Mu'jamul Kabir.[3]