Mohon tunggu...
Muhammad Nur Hasan
Muhammad Nur Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Muhammad Nur Hasan Mahasiswa Hukum Tata Negara Fakultas Syariah di Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Menulis bagiku suatu kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Filsafat dan hukum menjadi genre keilmuan yang saya minati. Diskusi dan kajian adalah kegiatan yang menarik untuk mempertajam pola pikir kritis dan harus dilestarikan di lingkungan akademisi. Terus berproses dan mengembangkan kualitas intelektual menjadi fokus utama yang harus saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadi Manusia Menjadi Hamba: Karakter Fitrah Manusia dalam Al-Qur'an

29 Agustus 2023   11:35 Diperbarui: 29 Agustus 2023   11:38 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com / hamba yang merenung by Pixabay

Manusia yang sejati adalah manusia yang berada pada jalur fitrahnya. Banyak dari ulama' mengartikan fitrah dari akar kata "futhur", artinya makan pagi. Apabila kata Idul Fitri mengacu kepada makna tersebut dapat diartikan sebagai makan lagi atau makan pagi. Akan tetapi, pemaknaan mendalam dari Idul Fitri adalah hari ketika kita kembali fitrah, ketika jiwa kita dibersihkan selama puasa pada bulan Ramadhan. Fitrah secara harfiah dapat diartikan sebagai ciptaan, tabiat, atau asal kejadian. 

Selain itu, Fitrah juga diartikan suci atau kosong. Dalam sebuah hadist disebutkan "Setiap anak terlahir dalam kondisi fitrah, dalam kondisi suci, lalu kedua orantuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi". Makna selanjutnya, Fitrah berarti agama atau jalan. Agama adalah fitrah dari Allah yang menjadi pedoman manusia. Maka apabila sesuai dengan pemaknaan ini, Idul Fitri diartikan sebagai Hari kembali pada jalur yang benar.

Dengan fitrahnya, dalam Al-Qur'an manusia mendapat julukan dalam empat istilah , yaitu basyar, ins, insan, dan nas. Empat istilah tersebut merupakan level manusia di dalam kehidupan dunia. 

1.  Level Basyar 

Basyar adalah level fisik atau jasmaniyahnya manusia. Level ini yang menjadi alasan Iblis protes kepada Allah, karena menciptakan Adam.  Dalam Q.s. Al Hijr ayat 33, "Qaala Lam Akun Liasjuda Libasyarin",  aku tidak akan sujud kepada basyar yang diciptakan, "min shalshaalin min hama'in masnuun", dari tanah lempung yang dibentuk. Adam diciptakan Allah dari tanah, kemudian tanah itu diberi ruh dan bentuk. Iblis yang memliki sifat sombong tidak mau sujud kepada Adam, karena Adam terbuat dari tanah. Iblis tidak melihat kualitas dibalik tanah itu, ia hanya melihat dari aspek basyarnya saja, unsur fisiknya saja. 

Jadi, kalau ada orang yang melihat orang lain hanya dari luarnya saja berarti mirip-mirip dengan Iblis.

2.  Level Ins

Dalam bahasa Arab Ins memiliki arti jinak, maksudnya manusia adalah makhluk yang beradab, dapat diatur, dan patuh pada aturan. Manusia merupakan makhluk yang jinak karena ia memiliki etika atau adab. Maka, ketika di Indonesia ada makian yang menyakitkan, kita menyebutnya biadab. Biadab disini bukan bahasa Arab, tapi bahasa Indonesia. Ketika memakai bahasa Arab biadab artinya dengan adab. Akan tetapi, biadab dalam bahasa Indonesia memiliki makna tidak ins (beradab).

3. Level Insan

Pada level Insan ini manusia merupakan makhluk yang berakal budi. Inilah nikmat manusia yang luar biasa, dengan akal budinya manusia mendapatkan fasilitas yang tidak dimiliki makhluk lain. Pada level inilah alasan manusia nantinya perlu dihisab nantinya. Manusia diangkat menjadi khalifah di bumi karena insannya, bukan karena basyarnya saja.

4. Level Nas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun