Senin (18/7) Mahasiswa UNNES GIAT 5 melakukan digitalisasi bisnis shibori dengan membuat akun shopee sebagai media pemasaran dan branding yang lebih jauh. Dukungan untuk potensi Desa kenteng, Kabupaten Semarang ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus yang akan datang, sekaligus melakukan pendampingan dan mentoring hasil digitalisasi bisnis nantinya.
Bisnis shibori yang terletak di Dusun Karanglo, dikelola oleh para lansia setempat untuk memberdayakan para masyarakat yang sudah lanjut usia. Tantangan besar bagi mahasiswa UNNES GIAT 5 Desa Kenteng dalam melakukan pendampingan, karena kurangnya pengetahuan pengelola tentang perangkat digital. Sebelumnya, Mahasiswa GIAT 5 Desa Kenteng telah melakukan observasi terkait marketing dan pengembangan bisnis shibori. Sehingga dapat melanjutkan proses pendampingan hingga ke branding digital.
Koordinator Mahasiswa UNNES GIAT 5 Desa Kenteng menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan program kerja berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu bisnis shibori sehingga bisa berkembang dengan cara memanfaatkan perangkat digital agar customer lebih mudah dalam melakukan pemesanan.
"Pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan juga membranding batik shibori agar masyarakat dapat dengan mudah dalam pemesanan". Ujar Herlinda.
Mahasiswa UNNES GIAT 5 Desa Kenteng berupaya dengan membuatkan akun shopee sehingga masyarakat luar lebih efektif dan efisien ketika ingin melakukan pemesanan. Digitalisasi bisnis shibori ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan banyak konsumen sehingga dapat berkembang dan memiliki pemasukan yang melimpah. Peningkatan mutu bisnis pun juga dilakukan dengan membuat brosur untuk disebarkan sehingga masyarakat mengetahui potensi dari Desa Kenteng ini.
Salah satu pengelola bisnis shibori mengungkapkan bahwa dalam kepengelolaan dan marketing banyak yang sudah berusia lanjut. Sehingga bisnis shibori saat itu hanya dikelola sedemikian rupa tanpa melalui marketing matang. Dengan pernyataan ini mahasiswa UNNES GIAT 5 Desa Kenteng memiliki tantangan yang cukup berat untuk dapat memberikan pemahaman terkair digitalisasi kepada para pengelola yang sudah lanjut usia.
"pengelola di sini banyak yang sudah lanjut usia, sehingga mereka kesulitan dalam memahami digitalisasi era modern saat ini". Ungkap Subiyati
Mahasiswa UNNES GIAT 5 Desa Kenteng berharap dengan adanya pendampingan berkelanjutan dan branding shibori yang dilakukan saat ini bisa menjadi bekal para pengelola untuk dapat mengembangkan bisnis shibori hingga ke kancah internasional. Dengan bermodal belajar para pengelola bisnis yang sudah lanjut usia dapat terus berpotensi untuk meningkatkan mutu bisnis shibori.
Bersama UNNES GIAT, Membangun Indonesia Dari Desa