Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Gemar membaca menulis perbanyak ilmu perluas wawasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mantan Kepala Spionase, Pangeran MBS Palsukan Tandatangan Raja Saudi untuk Menyerang Yaman

20 Agustus 2024   10:55 Diperbarui: 20 Agustus 2024   11:03 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut mantan kepala intelejen Kerajaan Arab Saudi ,Saad Al Jabri yang meninggal dunia tahun 2017.Namun demikian ketika dia masih hidup selama  melancarkan klaim dalam film dokumenter "BBC The Kingdom The World's Most Powerful PRINCE"yang menggoncangkan sendi-sendi kerajaan Arab Saudi.Dalam film dokumenter tersebut,mantan kepala intelejen Arab Saudi Saad Al Jabri mengatakan bahwa dia telah mendiskusikan perang tersebut yang dimulai tahun 2014,dengan Susan Rice penasehat keamanan Nasional AS pada masa pemerintahan  Presiden Barack Obama.

Penasehat keamanan nasional AS,Susan Rice mengatakan bahwa putra mahkota Muhammad Bin Salman(MBS)yang pada saat itu  menjabat sebagai Menteri Pertahanan(Menhan)kerajaan Arab Saudi awal tahun 2015  untuk terus maju dan mengabaiakan Amerika Serikat(AS)."Kami terkejut karena ada keputusan kerajaan yang mengizinkan intervensi darat ",ujar Saad Al Jabri mantan kepala intelejen kerajaan Arab Saudi  lagi kepada BBC yang dilansir dari "Middle East Eye"Dia memalsukan tandatangan ayahnya  untuk dekrit kerajaan itu.Kapasitas mental raja memang sedang memburuk.

Selanjutnya mantan kepala intelejen kerajaan Arab saudi ,Saad Al Jabri umengatakan pula bahwa dia memiliki sumber yang kredible dan dapat diandalkan atas tuduhan tersebut terkait dengan Kementerian Dalam Negeri(Kemendagri)tempat dimana ia menjabat sebagai kepala staff .Terkait masalah tersebut Middle East Eye merilis bahwa tidak dapat memverifikasi klaim tersebut  secara independen.

Mantan kepala intelejen kerajaan Saudi Arabia Saad Al Jabri menambahkan bahwa kepala stasiun CIA di Riyad,Ibukota Kerajaan Arab Saudi marah dengan keputusan putera mahkota Mohammad Bin Salman(MBS)itu.Karakter MBS memang sering menjadi sorotan media internasional terutama terkait persoalan hak asasi manusia,rupanya hal serupa sudah dilakukan jauh sebelum konspirasi sehingga terbunuhnya jurnalis senior Arab Saudi (Ghasonggi)didalam gedung  konsulat Arab Saudi Istambul Turkiye.

Pasukan koalisi pimpinan Kerajaan Arab Saudi bersama UAE,Bahrain melakukan intervensi atas nama pemerintah Yaman pada tahun 2015 melawan Houthi dukungan Republik Islam Iran yang telah mengambil alih kota Sanaa,ibukota Yaman.Terkait masalah tersebut,mantan kepala M 16 John Sawers kepada BBC mengatakan bahwa tidak mengetahui apa Mohammad bin Salman(MBS)yang sering disebut dengan inisial telah  memalsukan dekrit kerajaan itu.Mantan Kepala Intelejen Kerajaan Saudi Arabia,Saad Al Jabri kepada BBC  melanjutkan pernyataannya pula bahwa Mohammad bin Salman(MBS)pernah menyuruh bunuh raja Abdullah pada tahun 2014 seperti  dalam wawancara program 60 minutes di jaringan TV CBS  tahun 2021 .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun