Memang dari waktu ke waktu eskalasi regional Timur Tengah bukannya semakin rendah tetapi sebaliknya eskalasi ketegangan regional di kawasan kaya enerji dunia itu justru semakin meningkat yang memasuki tahap-tahap kritis yang mengkhawatirkan.Berbagai proksi dari Republik Islam Iran di Libanon(Hizbullah),Houthi(Yaman),Hamas bersama kelompok jihad islam Al  Qud(Palestina)dan kelompok Islam lainnya di Iraq-Suriah terus menggempur  Zionis israel.Meskipun Republik Islam Iran belum secara langsung menggempur Zionis israel namun kemungkinan gempuran-gempuran itu merupakan langkah awal dari peperangan besar habis-habisan di regional Timur Tengah.
Beberapa negara pendukung para pihak masing-masing telah mengirimkan mesin perang dengan berbagai sistem militer canggihnya kepada sekutunya ,Amerika Serikat(AS)telah menggelar belasan kapal perangnya di laut Tengah dan perairan Oman laut Arab termasuk kapal induk USS Theodore Roosevelt untuk membela Zionis Israel.Begitu pula Republik Islam Iran mendapat dukungan Rusia yang sudah mengirimkan berbagai jenis rudal jarak jauhnya dan sistem radar canggihnya ke Teheran. Pakistan berjanji akan memasok rudal jarak menengah dan jarak jauhnya termasuk rudal Shaheen III untuk membantu Teheran melawan Zionis israel.
Selain bantuan dari negara sahabatnya,Republik IslamIran juga telah memperkuat IRGC(Islamic Revolutionary Guard Corps) dengan berbagai jenis mesin perangnya yang canggih juga. Menurut AFP Republik Islam Iran sudah menambah kemampuan rudal-rudalnya yang berkemampuan baru berhulu ledak tinggi dan tidak dapat dilacak.Menurut AFP pula,bahwa totalnya 2654 sistem militer termasuk rudal jarak menengah dan jarak jauh serta drone tempur yang bisa dipakai untuk pengintaian situs militer musuh sudah ditambahkan ke bebagai mitra IRGC,pasukan elite Republik Islam Iran.
Kepala IRGC Jenderal Hossein Salami berbicara disebuah acara "yang menekankan pentingnya kemampuan untuk menghentikan musuh dari jauh".Jika kita tidak dapat menghadapi musuh dikedalaman laut dan samudera pada titik manapun dan menghentikan musuh dari jauh ,tentu kita akan mendapat masalah diperbatasan negara kita,ujarnya lagi.Didunioa sekarang ini,seseorang harus menjadi kuat agar dapat bertahan hidup aman,atau menyerah dan tidak ada jalan tengah,jelasnya ladi kepada AFP.
Sementara itu pada hari Kamis 8 Agustus 2024 pejabat Kementerian Luar Negeri(Kemenlu)Republik Islam Iran,Ali Bagheri menegaskan pula bahwa Zionis Israel telah melakukan kesalahan strategis  dan harus membayar mahal atas serangan Teheran.Jika menyaksikan ketegangan regional Timur Tengah  yang semakin meningkat tinggi tersebut,maka rasanya sulit meredakan eskalasi yang demikian tinggi sama halnya dengan sulit terelakkan terjadinya  prahara besar dan habis-habisan dikawasan  tersebut.
Berbagai pihak masih terus berupaya semampunya untuk menurunkan eskalasi ketegangan regional itu dengan menyerukan para pihak supaya menahan diri dan mengundang para pihak untuk melanjutkan dialog gencatan senjata tiga tahap ajuan Joe Biden,yang didukung Qatar,Mesir dan komunitas internasional.PM.Benyamin Netanyahu menyatakan bahwa rezim Zionis israel tanggal 15 Agustus 2024 akan mengirimkan delegasinya ke Cairo atau Doha tempat yang diperkirakan berlangsungnya dialog tersebut.Namun demikian apakah pernyataan PM. Benyamin Netanyahu itu bisa dipercaya ? karena dimulutnya hendak melanjutkan dialog dengan pejuang kemerdekaan Palestina bersamaan terus menerus melancarkan genosidanya di jalur Gaza dan tebingbarat palestina.Bisa saja hal itu merupakan siasai mengulur-ulur  waktu untuk mredam kemurkaan Teheran seiring menunggu hasil pilpres AS yang diperkirakan dimenangi Donald trump ,tokoh AS yang paling Zionis daripada yang lainnya.
Jika hasil pilpres AS 5 November 2024 dimenangi oleh Donald Trump dari Partai Republik bisa dipastikan PM.Benyamin Netanyahu akan sangat diuntungkan,karena sikap politiknya lebih Zionis daripada Joe Biden .Donald Trumplah ketika berkuasa di Gedung Putih yang memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yeruzalem .Siasat licik mengulur -ulur waktu yang dilakukan PM.Benyamin Netanyahu untuk menyelamatkan karir politiknya yang semakin goyah tersebut.
