Mohon tunggu...
Muhammad Nur, OKT
Muhammad Nur, OKT Mohon Tunggu... Dewan Pengawas -

Just want to keep working until the end of life, like reading, writing, playing the guitar while singing Living in Mamuju, West Sulawesi province., Personal shy But easy Going and Follow Me On https://twiiter.com/princeinno https://www.facebook .com/princeinno.55,\r\nvisit my personal blog type: geraklangkah.blogspot.com ( reaching steps Teasers )\r\nThanks You Very much.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bos Indomie Anthoni Salim

14 Januari 2011   10:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:36 6428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12950142531611486769

Sektor pertanian menduduki peringkat 2, setelah sektor keuangan ( perbank-kan ) diperingkat pertama yang melahirkan orang kaya baru di Indonesia. Ekonom Derajat Wibowo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kelas menengah selama dekade sepuluh tahunan dari 1999 s/d tahun 2009, dari 45 juta orang pada tahun 1999 menjadi 93 juta jiwa pada tahun 2009, pertumbuhan yang semakin cepat itu disebabkan berkembangnya sektor-sektor bisnis disektor keuangan, pertanian, sektor pertambanga, teknologie imformasi dan terakhir Industri kreatif, karena dorongan reformasi kenijakan ekonomi dan politik, serta otonomi daerah ( Sumber VIvaNews tgl.14/1/2011 ). BOS INDOFOOD [caption id="attachment_84643" align="alignright" width="400" caption="Anthoni Salim/Admin (forbes.com/Munshi Ahmed)"][/caption] Forbes kembali merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia, namun diatara yang terkaya itu ada Anthoni Salim Bos Indofood Group yang salah satu product-Nya adalah Indomie, yang secara mengejutkan bertengger di posisi ke-5 dengan kekayaan bersih $ 3 Milyar dollar, dimana sebelumnya Bos Indomie ini hanya bertengger di posisi sembilan dengan kekayaan $ 1,3 Milyar dollar, loncatan yang sangat spektakuler dan signifikan di badingkan dengan pengusaha-pengusaha lainnya. Antoni Salim adalah Putra Liem Sioe Liong Pengusaha kaya yang sangat dikenal karena kedekatannya dengan penguasa orde baru. Pada tahun 1998 saat krisis ekonomi perusahaan Salim Group jatuh bangkrut. Antoni salim didera utang dan harus menyerahkan 108 anak perusahaan Salim Group senilai 52,7 triliyun rupiah kepada Pemerintah. Masih untung Indofood tidak termasuk yang diserahkan kepada Badan Penyehatan Perbank-Kan Nasional ( BPPN ) yang saat sudah tak beroperasi lagi karena ditenggarai tidak efisien dan menghambur-hamburkan uang Negara. Dengan Indofood-lah akhirnya secara perlahan tapi pasti Antoni Salim berhasil masuk deretan orang terkaya di Indonesia dan hanya dalam tempo satu Tahun berhasil melipatgandakan kekayaannya dari 1,3 milyar dollar menjadi 3 milyar dollar. ANTONI SALIM Antoni Salim ( Liem Hong Siem ) sebagaimana di ketahui adalah Putra Taipan Liem Siu Liong CEO Group Salim generasi kedua pada tahun 2005 pernah terpilih sebagai 10 Tokoh Bisnis Paling berpengaruh Tahun 2005, versi Warta Ekonomi, prestasinya Antoni dianggap sangat briliyant membangun kembali kerajaan Bisnisnya Group Salim setelah mengalami kebangkrutan pada era krisis ekonomi Tahun 1998. Sebelum krisis ekonomi 1998 Liem Sioe Liong pernah masuk daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di Dunia, dengan asset 10 milyard dollar atau sekitar 100 triliyun rupiah saat itu, termasuk di dalamnya Bank Central Asia ( BCA ) pun di rush pada saat krisis multidemensi tahun 1998. Dan saat itu Antoni Salim sudah dipercayakan untuk menggantikan Ayahnya Sudono Salim alias Liem Sioe Liong dalam mengelola Salim Group yang terancam bangkrut. Antoni Salim lalu melunasi semua utang-utang perusahaannya dengan menyerahkan beberapa perusahaan besar PT. Indocement Tunggal Prakasa, PT.BCA ( sekarang dikuasai oleh anak perusahaan PT.Jarum dan PT.Indomobil Sukses Internasional ) dan mempertahankan beberapa perusahaan yang terkenal ialah PT.Indofood Sukses Makmur dan PT.Bogasari Flour Mills, yang menjadi Producen Mie Instan dan terigu terbesar di Dunia. INDOMIE Siapa yang tak kenal Indomie Mie Instant yang banyak di jual mulai dari warung kecil di samping rumah sampai ke Super Market dan pabriknya pun sudah tersebar di Asia, bahkan sudah ada pula di Afrika, karena Indomie adalah makanan yang sangat cepat saji, dan paling gampang memasaknya, rasanya pun enak serta dapat membuat kita merasakan kenyang, maka Indomie menjadi cepat populer dan digandrungi kalangan muda maupun tua. Namun baru-baru ini Indomie mengalami masaalah dan dipermasalahkan setelah Okti Li salah seorang Kompasianer menulis di Kompasiana dengan judul " Stop Komsumsi Mie Instant! Setelah Departemen Kesehatan Taiwan Merazia Masal Mie Instant Buatan Indonesia " di posting pada tanggal 09 oktober 2010, jam : 21.15 via Mobile Web, yang dibaca oleh 240.750 orang,203 orang menanggapi dan 6 dari 9 kompasianer menilai bermanfaat, yang isinya tentu kita sudah kita ketahui bersama yang kemudian memicu Media massa memberitakannya di Indonesia. Pada saat berita itu beredar hampir semua konsumen Indomie merasa kaget dan mulai meninggalkan Indomie dan beralih ke Mie Instant yang lain, namun tak lama kemudian setelah BPOM memberikan penjelasannya bahwa Mie Instant masih layak komsumsi, para komsumen-pun termasuk saya kembali berani mengkomsumsi Indomie yang waktu berita itu sedang memanas dengan terpaksa meninggalkan makanan kegemaran Saya saat sedang jam Istirahat di Kantor dan tak sempat pulang ke rumah karena sibuk, di pasangkan dengan telur rebus dan dimakan dalam kondisi hangat dapat di jadikan makanan pokok pengganti Nasi selama enam Jam. Menurut saya Salah satu penyebab Antoni Salim cepat menjadi kaya karena Indomie, bagaimana pendapat Anda** Diolah dari berbagai sumber untuk Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun