Kompasiana. Memulai debut di Kompasiana pada pertengahan 2019 lalu membuat saya kecanduan menulis hingga sekarang. Meski memang tidak seaktif kompasianer lain, namun pengalaman saya menulis di Kompasiana selama lebih kurang empat tahun ini juga tetap membuat saya bangga.
Tidak terasa sudah empat tahun saya menulis diSaya akan bercerita sedikit awal mula mengenal Kompasiana. Tahun 2018 saya lulus kuliah, karena saya kuliah di jurusan keperawatan, saya tidak bisa langsung bekerja. Ada satu syarat yang harus saya penuhi sebagai syarat untuk bisa bekerja yaitu mendapat Surat  Tanda Registrasi (STR). Ini semacam sertifikat kompetensi yang menyatakan kita sudah kompeten sebagai seorang perawat.
Untuk mengisi kegabutan saya selama menganggur, saya kemudian mulai mencari berbagai platform dan website yang bisa menghasilkan uang. Karena sebagai anak, saya mulai merasa malu harus minta uang jajan kepada orangtua. Apalagi saat itu kuliah saya telah selesai.
Karena hobi saya menulis, kemudian saya mulai mencari berbagai platform yang membayar tulisan. Akhirnya sampailah pada satu momen saya menemukan Kompasiana sebagai salah satu platform menulis terbesar di Indonesia. Saya juga mulai melihat berbagai potensi yang bisa saya hasilkan jika konsisten menulis disini.
Jujur, orientasi atau niat awal saya menulis di Kompasiana memang sepenuhnya ingin mencari uang. Tulisan saya pertama sekali tayang pada 28 Mei 2019. Saya saat itu membuat tulisan perihal fenomena kesurupan. Selang dua hari kemudian saya membuat tulisan lagi seputar agama.
Namun, tidak seperti dugaan dan ekspetasi. Hanya ada beberapa orang yang membaca tulisan saya. Semangat pun mulai kendor. Kemudian pada pertengahan Juni 2019, saya mulai semangat mencoba kembali.
Saya mulai menulis seputar kesehatan, bidang yang saya geluti dan kuasai. Namun, hanya dua tulisan yang saya rampungkan. Lagi-lagi semangat saya down. Tulisan saya minim pembaca.
Kemudian saya mencoba mencari pembahasan baru. Kali ini saya menulis seputar adat-adat Aceh. Karena selain bidang kesehatan, saya juga senang mempelajari tentang adat. Namun, masih saja belum terlihat tanda-tanda akan berhasil. Viewer saya mentok disitu-situ saja.
Akhirnya pada bulan Juli 2019, Kompasiana mengadakan lomba menulis. Saya beranikan diri untuk mencoba. Seperti dugaan, saya kalah di lomba ini. Akhirnya semangat saya pun sudah biasa-biasa saja. Hilang harapan untuk mendapat penghasilan dari Kompasiana.
Saya hanya menulis beberapa artikel saja sejak saat itu. Hingga akhirnya saya vakum beberapa bulan. Saya mulai menulis lagi pada pertengahan 2020. Kali ini orientasi saja bukan lagi soal uang. Karena saya sudah mulai berjualan dan membuka kedai jus di Kota saya. Maka soal uang, saya sudah tidak peduli lagi.