Untuk kampung halamanku
Bersama surat ini aku sampaikan, aku baik-baik saja disini
Berada di Perantauan tidaklah seburuk yang kuduga
Meski tak ada suara azan unik khas Teungku Amad disini
Tak ada hamparan sawah yang luas
Tak ada lontong sayur Kak Ainal
Aku cukup menikmati hari-hariku disini
Aku juga bahagia, lebih tepatnya berusaha untuk menyesuaikan
Untuk kampung halamanku
Meski kita tidak sering lagi saling menyapa
Yakinlah bahwa diriku tidak pernah melupakanmu
Aku tidak akan lupa indahnya masa kecilku
Lapangan bola yang luas
Bukankah masa kecilku dulu kuhabiskan disana ?
Azan Magrib sebagai  pertanda bahwa waktunya pulang ke rumah
Ingin rasanya mengulang lagi masa-masa itu
Tapi itu tidaklah mungkin
Karena hidup harus terus berjalan
Tak ada namanya melangkah berjalan mundur
Untuk kampung halamanku
Kutitipkan keluargaku disana
Ada sosok Ayah yang luarbiasa
Memang terkesan cuek, tapi sebetulnya dia sangat peduli pada anak-anaknya
Ibu yang selalu cerewet
Terutama ketika anak-anaknya berbuat salah
Omelan bercampur nasihat tak akan habisnya
Kakak dan adikku yang aku sayangi
Dua saudaraku yang begitu peduli
Tolong jaga mereka layaknya kamu menjaga semua orang disana
Untuk kampung halamanku
Yakinlah tidak ada obat terbaik untuk sebuah rindu selain bertemu
Ketika waktunya sudah tiba
Aku pasti akan kembali kesana
Meski tidak ada harapan lagi untuk menetap
Bukankah aku masih bisa bertamu ?Â
Untuk segenap kenangan masa kecilku
Kubiarkan semuanya abadi disana
Abadi dalam ingatan, aku, keluargaku, dan teman-temanku
Dari AkuÂ