Seperti biasa, matahari sangat menyengat. Menusuk kulit hingga masuk ke dalam pori-pori. Perasaan campur aduk, pekerjaan menumpuk. Akhirnya kuarahkan motor tuaku menuju kedai kopi Cut Nan, tempat yang menawarkan kedamaian hati dengan pemandangan laut yang asri.
Cut Nan Kopi merupakan warung kopi kesukaanku. Saya sering menghabiskan waktu untuk sekedar melepas penat disana. Warung kopi ini sangat istimewa. Letaknya tepat di atas bukit, berhadapan langsung dengan laut yang indah.
Bekerja di Kota Sabang membuat saya sedikit bosan melihat lautan. Karena Sabang sangat terkenal dengan wisata lautnya yang mempesona. Makanya bagi saya melihat laut rasanya sudah mulai jenuh. Meski begitu, tidak dengan pemandangan laut yang ditawarkan oleh kedai kopi Cut Nan.
Sudah masuk tahun kedua saya tinggal di Kota Sabang. Bekerja sebagai Perawat memang cukup melelahkan. Karena kita harus berhadapan langsung dengan pasien. Apalagi keluarganya, emosi mereka cenderung tidak stabil. Makanya seorang Perawat harus bekerja dengan sabar, menahan emosi dan menguras tenaga jika banyak pasien yang datang.
Ditengah kesibukan pekerjaan, saya terkadang berusaha menyempatkan diri untuk sekedar chill and heal melepas penat. Salah satu tempat favorit saya adalah warung kopi Cut Nan.
Warung kopi ini letaknya di Gampong Ie Meulee, Sumur Tiga, Kota Sabang. Warung kopi ini memang tidak menyajikan menu mewah layaknya cafe di Kota. Hanya menu biasa ciri khas masyarakat Desa. Tempatnya pun tidak begitu luas, hanya bangunan semi permanen biasa.
Kenapa harus warung kopi ? bukankah biasanya kebanyakan orang memilih jalan-jalan sebagai healing. Mendaki ke gunung, bersepeda, atau mungkin berkemah di puncak ?
Itu bagi mereka. Bagi saya, warung kopi Cut Nan sudah membuat suasana hati saya kembali pulih seperti semula. Ditambah segelas kopi hitam tanpa gula. Rasanya sangat menenangkan.