Hari ini saya tidak akan menulis tentang budaya, review film atau tulisan yang bersifat umum seperti biasanya. Namun, pada tulisan kali ini, saya hanya ingin mencurahkan sedikit isi hati mengenai pengalaman saya menulis di Kompasiana.
Saya bergabung di platform menulis keroyokan ini tepat pada 27 Mei 2019 lalu. Lumayan lama juga kan ?
Sehari setelah selesai membuat akun, pada tanggal 28 Mei 2019, tulisan pertama saya di Kompasiana berhasil tayang. Tulisan saya waktu itu membahas seputar sebuah fenomena bernama kesurupan.
Benar saja, tulisan saja kala itu tidak diberi label apapun oleh Admin K. Lalu selang dua hari kemudian, saya kembali menulis dan menerbitkan tulisan yang berbau religi.
Singkat saja, hingga 2019 berakhir, saya hanya mampu membuat sembilan artikel. Sungguh angka yang fantastis bukan ? haha
Lanjut lagi di tahun 2020, saya kembali menulis pada pertengahan bulan Juli. Pada bulan tersebut, saya berhasil mendapatkan label Artikel Utama untuk tulisan saya pertama kalinya. Saat itu saya membahas mengenai alasan Kim Jong Un yang melarang warganya agar tidak menonton drama Korea alias Drakor.
Baca Juga :Menelaah Alasan Kim Jong Un Perangi Hyun Bin Cs
Karena hal tersebut, semangat menulis saya akhirnya kembali. Saya terus menulis mengikuti topik pilihan yang disediakan Kompasiana. Sesekali jika ada ide lain yang terlintas di kepala, saya berusaha keras untuk menjadikannya tulisan.
Hingga 2020 berakhir, saya hanya mampu membuat 32 artikel dan mendapat dua kali label Artikel Utama dari Admin K. Ini merupakan sebuah peningkatan juga saya rasa. Dari hanya menghasilkan sembilan artikel di tahun 2019, pada tahun 2020 saya mampu menambah jumlah hingga 32 artikel dengan topik berbeda-beda.
Nah, di tahun 2021 ini, saya merasa sudah mulai sedikit lebih giat dalam membuat tulisan. Dari awal tahun hingga sekarang sudah memasuki akhir Juli, saya berhasil merampungkan 58 artikel dengan jumlah pembaca yang sudah semakin meningkat.