Selesai merekam dan menulis seadanya. Saya pun kembali mendapat masalah. Saat itu saya kewalahan menyertakan link video saya di tulisan. Norak kan ? hahaha
Untungnya ada salah satu sahabat Kompasianer yang mengajari saya. Dan beruntung, saya berhasil menyelesaikan semua tantangan di menit-menit terakhir batas waktu yang ditentukan.
Hampir Mau Menyerah Lantaran Ibu Masuk Rumah Sakit
Jujur semangat saya sempat hilang untuk melanjutkan ikut kompetisi lantaran ibu saya sakit. Sore itu, saya dikabari oleh kakak di kampung. Katanya ibu harus di rawat di Rumah Sakit lantaran sakitnya semakin parah.
Saat itu saya masih berada di luar daerah bekerja. Sebab kondisi ibu juga semakin parah, saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung. Saat itu saya hanya memikirkan kondisi ibu. Soal kompetisi ini, saya mau menyerah, saya tidak mau melanjutkan lagi.
Saya kemana-mana sering membawa laptop. Begitu juga ketika pulang kampung, laptop tetap saya bawa pulang. Hampir seminggu lebih saya di kampung. Saat itu saya sering bolak-balik ke Rumah Sakit untuk menjenguk ibu.
Saya dan abang mengatur jadwal untuk menjaga ibu di Rumah Sakit. Kebetulan, selama seminggu ibu di rawat, saya selalu mendapat giliran jaga pada malam hari.
Karena ibu perlu istirahat total. Makanya ketika malam hari, beliau selalu tidur pulas. Kesempatan inilah yang kemudian saya manfaatkan.
Setiap malam, saya selalu membawa laptop ke Rumah Sakit. Setelah  ibu saya tidur, barulah saya membuka laptop untuk menulis. Setiap malam seperti itu. Hingga akhirnya, saya kembali semangat untuk mengikuti Samber THR. Saya bersyukur bisa membagi waktu, menjaga ibu dan menulis di Samber THR Kompasiana.
Mulai Terbiasa Menulis Satu Hari Satu Artikel