Pihak wanita juga diberi kesempatan untuk musyawarah, apabila diterima maka pihak wanita akan mengisyaratkan dengan jawaban " InsyaAllah ". Namun bila tidak diterima, akan dijawab dengan istilah " hana get lumpoe " ( mimpi tidak baik), misalnya.
3. Peusijuek ( Tradisi tabur tepung tawar )
Peusijuek merupakan prosesi adat yang sakral. Biasanya peusijuek dilakukan beberapa hari menjelang pernikahan. Peusijuek dilakukan kedua belah pihak di rumah masing-masing. Peusijuek ini melibatkan teungku (ustad) dan sejumlah keluarga maupun masyarakat sekitar. Diawali dengan bacaan-bacaan doa yang dipimpin oleh teungku, hingga kemudian berlanjut dengan keluarga yang melakukan prosesi peusijuek ini pada calon linto baro.
Dalam adat yang satu ini juga mengenal istilah Rah Ule di Jeurat, merupakan proses yang dilakukan untuk meminta izin dari orangtua yang sudah meninggal. Momen ini juga dilakukan oleh linto baro untuk mendoakan orangtuanya yang sudah meninggal. Prosesi ini juga dipimpin oleh seorang teungku ( ustad ).
4. Meugatip ( Pernikahan )
Kebanyakan prosesi meugatip ini dilakukan di rumah mempelai wanita, namun seiring bergantinya zaman, prosesi meugatip kini banyak dilakukan di Masjid-masjid atau di Kantor Urusan Agama ( KUA ). Walaupun demikian, prosesi meugatip tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya Jeulamee ( Mahar berupa emas ).
Jeulamee ini berbeda-beda nominal disetiap daerahnya. Aceh Pidie misalnya, kisaran jumlah Jeulamee yang harus dikeluarkan itu bervariatif tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak keluarga. Ada yang menuai kesepakatan pada angka sepuluh hingga lima belas manyam emas. Proses kesepakatan jumlah nominal jeulamee ini biasanya dilakukan pada saat Ba Tanda ( meminang ). Jika sudah satu pikiran, maka prosesi meugatip akan dilaksanakan.
5. Intat Linto ( Mengantar Mempelai Pria Ke Tempat Wanita )
Beberapa hari sebelum prosesi intat linto dilakukan. Keluarga Linto terlebih dulu mengantarkan Breuh Gateng ( Beras ) ke tempat mempelai wanita. Bukan hanya Breuh Gateng saja, juga diselipi dengan uang. Jika jumlah undangan tamu saat prosesi intat linto lumayan banyak, maka banyak juga jumlah nominal uang yang diserahkan pada pihak mempelai wanita.
Saat Prosesi intat linto dilaksanakan. Pihak linto juga harus menyiapkan bungong jaroe yang dikenal dengan istilah idang. Isi dalam idang ini bermacam-macam. Mulai dari makanan hingga perlengkapan pakaian lengkap dengan alat-alat kosmetik. Isi dan banyak tidaknya jumlah idang yang dibawa semuanya kembali pada kebijakan dari pihak linto.