Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Farhan _FT
Muhammad Naufal Farhan _FT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

saya adalah mahasiswa semester 4 jurusan omunikasi digital dan media

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Komunikasi antara Anak dan Orang Tua

11 Februari 2024   21:47 Diperbarui: 11 Februari 2024   21:49 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi merupakan sebuah sarana atau upaya untuk bertukar pikiran baik secara verbal maupun non verbal. Menurut Hapsari A.A (2021) Peran komunikasi pada lingkungan keluarga merupakan hal yang cukup penting, di mana komunikasi adalah suatu alat ataupun media penjembatan dalam hubungan antar sesama anggota keluarga. Buruknya suatu kualitas komunikasi di dalam keluarga tersebut maka akan berdampak negatif bagi suatu keutuhan dan keharmonisan di dalam keluarga itu sendiri.  Komunikasi bisa terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun sebaliknya. komunikasi keluarga adalah sebuah aktivitas yang pasti terjadi didalam lingkungan keluarga. Bisa dibayangkan apa jadinya jika sebuah keluarga hidup tanpa adanya komunikasi. Maka sepi senyaplah kehidupan keluarga tanpa senda gurau, kegiatan bercengkerama, berdialog, bertukar pikiran dan lain sebagainya. Didalam komunikasi setiap kata -- kata, gerak tubuh (gesture), intonasi suara dan tindakan mengandung dan melahirkan harapan, image, ungkapan perasaan dan saling pengertian yang bersifat mengajarkan dan mempengaruhi

Dalam era keluarga modern, krisis komunikasi antara anak dan orang tua telah menjadi suatu tantangan yang semakin meresahkan. Perubahan zaman, pola hidup, dan pesatnya perkembangan teknologi telah membawa dampak signifikan dalam dinamika hubungan antargenerasi. Pemahaman dan nilai-nilai yang saling bertabrakan seringkali menimbulkan kesenjangan dalam komunikasi di antara kedua belah pihak. Anak-anak terbiasa dengan kecepatan informasi yang cepat dan terkoneksi secara digital, sementara orang tua mungkin masih cenderung pada cara komunikasi yang lebih tradisional. Dengan masuknya teknologi, komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak menjadi semakin kompleks, membutuhkan pemahaman mendalam serta adaptasi dalam cara berkomunikasi.

Tantangan krisis komunikasi ini juga semakin rumit dengan gaya hidup yang sibuk dan kurangnya waktu yang berkualitas untuk bersama. Tebalnya jadwal pekerjaan, sekolah, dan aktivitas lainnya sering kali menghalangi interaksi langsung antara orang tua dan anak. Kurangnya waktu yang dihabiskan bersama membuat terjadinya kekurangan dalam membangun kedekatan dan pemahaman antara anggota keluarga. Dampak negatif teknologi juga turut memperparah krisis ini, dengan adanya ketergantungan pada media sosial yang mengurangi waktu interaksi langsung serta meningkatkan kesenjangan pemahaman antargenerasi.

Oleh karena itu, penanganan krisis komunikasi antara anak dan orang tua menjadi sangat penting. Memahami akar permasalahan ini dan mencari solusi yang tepat untuk membangun kembali hubungan yang sehat antara kedua belah pihak merupakan langkah yang diperlukan dalam memperbaiki dinamika keluarga. Diperlukan kesediaan dari kedua belah pihak untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan teknologi serta meningkatkan kualitas komunikasi secara menyeluruh.

Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Komunikasi yang Efektif dengan Anak

Menurut Kinasih W.R. (2015) Sebuah keluarga yang harmonis pasti dibangun dengan hubungan yang baik  antara anak dan orang tua. Permasalahan yang sangat umum yang dihadapi setiap keluarga adalah soal hubungan. Kurangnya waktu kebersamaan dan komunikasi yang terbuka menjadi penyebab dasar dari renggangnya hubungan dalam keluarga. Memulai sebuah hubungan memang tidak mudah, karena semuanya perlu waktu dan  proses untuk mencapai hubungan yang baik dan harmonis. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam merawat dan membimbing anak-anak mereka, termasuk dalam memperbaiki dan meningkatkan komunikasi yang efektif di dalam keluarga. Salah satu strategi kunci yang dapat digunakan adalah mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati terhadap anak-anak mereka. Ini berarti memberikan perhatian sepenuhnya saat anak berbicara, tanpa distraksi dari telepon atau kegiatan lainnya. Dengan memperlihatkan ketertarikan dan empati terhadap perasaan dan pandangan anak, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk berbagi secara terbuka.

Selain mendengarkan dengan penuh perhatian, menciptakan lingkungan yang memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur juga sangat penting. Anak-anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan, masalah, dan kekhawatiran mereka tanpa takut dihakimi atau diabaikan oleh orang tua. Ini dapat dicapai dengan menciptakan waktu dan ruang khusus di mana anggota keluarga dapat berbicara tanpa gangguan dan interupsi. Menyediakan kesempatan untuk berbicara secara terbuka juga membantu memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam di antara mereka.

Melalui upaya ini, orang tua dapat membantu membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan anak-anak mereka, serta meningkatkan kepercayaan dan kedekatan di antara anggota keluarga. Komunikasi yang efektif bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami dengan penuh perhatian. Dengan mendengarkan dan memberikan dukungan yang tulus, orang tua dapat menjadi teladan yang positif bagi anak-anak mereka, membimbing mereka dalam membangun keterampilan komunikasi yang sehat dan hubungan yang bermakna di dalam keluarga.

Cara Menumbuhkan Komunikasi Efektif antara Orang Tua dan Anak Tidak Terjalin dengan Baik Disebabkan oleh Dampak Negatif dari Teknologi

Dampak teknologi yang signifikan dalam dinamika keluarga modern memunculkan tantangan baru dalam hubungan orang tua dan anak. Ketergantungan pada media sosial dan perangkat digital telah mengurangi interaksi langsung di antara anggota keluarga, menghasilkan kurangnya waktu yang dihabiskan bersama secara berkualitas. Hal ini dapat mengganggu komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak, meningkatkan kesenjangan pemahaman antargenerasi. Orang tua harus memahami dampak negatif ini dan mencari solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur batas waktu layar untuk anggota keluarga. Dengan membatasi waktu yang dihabiskan di depan layar, baik itu untuk media sosial, permainan, atau hiburan digital lainnya, orang tua dapat membuka kesempatan untuk interaksi langsung dan komunikasi yang lebih baik di antara keluarga. Selain itu, mendorong diskusi terbuka tentang penggunaan teknologi juga penting. Dengan berbicara secara terbuka tentang manfaat dan risiko teknologi, orang tua dapat membantu anak-anak memahami batasan yang sehat dalam penggunaannya. Menciptakan waktu berkualitas bersama tanpa gangguan teknologi juga penting untuk memperkuat ikatan emosional dan komunikasi antara orang tua dan anak di era digital ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun