Entitas berarti sesuatu yang berbeda dan unik dari pada bentuk fisiknya. Keanekaragaman nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadikannya unik. Identitas, di sisi lain, mengacu pada gambaran atau refleksi diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis, dan kultur sosial. Pancasila berfungsi sebagai identitas bangsa Indonesia. Nilai-nilai dan prinsip yang terkandung di dalamnya membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Dengan ini dapat dikatakan bahwa, Pancasila adalah identitas nasional yang harus dilestarikan oleh semua bangsa Indonesia.Â
Menghayati pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia serta mewujudkan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21, menurut pendapat kami, menghadapi beberapa kendala. Seperti  nilai-nilai karakter peserta didik luntur sebagai akibat dari kurangnya pengarahan dan pembiasaan.  Selanjutnya, pancasila sebagai entitas dan identitas menghadapi tantangan dalam upaya mewujudkan profil pelajar pancasila di pendidikan. Salah satunya adalah banyak guru yang belum memahami bagaimana menerapkan profil pelajar pancasila di sekolah, sehingga diperlukan pelatihan atau diklat terkait. Dengan demikian, profil pelajar pancasila diharapkan dapat terwujud dengan baik dan mampu menyelenggarakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik di abad ke-21 ini. Selanjutnya, terdapat tantangan terhadap pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia, serta perwujudan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang perpihak pada peserta didik. Tantangan-tantangan ini termasuk hedonisme, penurunan sikap gotong royong, dan penurunan nilai-nilai nasional.
Pesatnya kemajuan ilmu teknologi, perubahan karakter dan tingkah laku gen Z adalah masalah utama. Generasi Z mereka berumur antara 9 – 24 tahun. Generasi Z akan memainkan peran penting dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara karena mereka memiliki semangat produktivitas yang tinggi dan memiliki hubungan yang baik dengan generasi lainnya. Namun, karena mereka dibesarkan di era yang serba otomatis, generasi ini cenderung menginginkan sesuatu yang instan dan mudah dipengaruhi oleh kebiasaan dan budaya lain. Ini adalah momen penting untuk masa depan negara dan bangsa kita. Namun, kemajuan teknologi tetap menjadi tantangan bagi upaya untuk mendekatkan dan menyatukan anak bangsa. Ciri khas bangsa kita, seperti gotong royong, mulai memudar seiring berjalannya waktu karena ketidakseimbangan antara perilaku gen Z dengan penerapan Pancasila. Generasi Z menjadi individualis dan tidak memiliki rasa nasionalisme. Untuk menerapkan profil pelajar pancasila yang mempertahankan nilai-nilai pancasila, guru menghadapi tantangan karena siswa di abad ke-21 lebih cenderung tertarik pada kesibukan diri sendiri dan kemajuan teknologi, seperti bermain HP dan lainnya.
Dalam kurikulum merdeka, pendidikan difokuskan pada pembentukan Profil pelajar Pancasila. Ini dilakukan dalam upaya untuk memahami Pancasila sebagai identitas dan entitas Bangsa Indonesia. Kurikulum ini menggunakan pendekatan pembelajaran abad ke-21 yang berfokus pada siswa. Namun, menghayati Pancasila sebagai satu-satunya identitas bangsa Indonesia harus diatasi sebelum mencapai hal tersebut. Ini adalah masalah yang akan dihadapi:
- Kondisi Peserta
DidikDalam pembelajaran kurikulum merdeka, karakteristik peserta didik menjadi fokus utama. Peserta didik rentan terhadap pembulian, pergaulan bebas, perselisihan etnis, perkelahian, dan penggunaan teknologi yang tidak sehat. Dalam menerapkan Pancasila sebagai identitas dan entitas bangsa Indonesia, beberapa hal tersebut tentu menjadi fokus perhatian dan tantangan terbesar. Seorang pendidik harus memahami dan membantu setiap karakter siswa yang beragam.
- Perubahan Pola Pikir PendidikÂ
Sangat penting bagi pendidik untuk mengalami perubahan pola pikir agar mereka dapat beradaptasi dengan tuntutan peradaban dan tetap terbuka terhadap pembaharuan.
- Proses PembelajaranSeorang pendidikÂ
memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, dan untuk memastikan bahwa proses tersebut bermakna bagi siswa, pendidik harus menghadapi tantangan seperti kesiapan mental, wawasan, kemampuan pedadogik, sosial, kepribadian, dan profesional.
- Kesiapan Orang Tua Peserta Didik
Lingkungan keluarga dan hubungan antar orangtua dan anak adalah faktor utama yang memengaruhi perkembangan anak. Anak-anak akan tumbuh dengan baik jika memiliki lingkungan keluarga yang baik dan hubungan yang baik antar orangtua dan anak.
Profil Pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan Pendidikan nasional. Profil Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan Pendidikan termasuk menjadi acuan/patokan bagi para tenaga pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting. Profil ini perlu sederhana mungkin agar mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Profil pelajar Pancasila terbagi menjadi enam dimensi, yaitu:Â