Pendahuluan
Buku ini membahas tentang dasar-dasar penginderaan jauh (Inderaja) atau remote sensing, yang merupakan ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, area, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, ataupun fenomena yang dikaji.
Komponen Penginderaan Jauh
Sistem penginderaan jauh terdiri dari tiga komponen utama:
1. Objek yang diindera: Objek yang ingin dipelajari atau dianalisis informasinya.
2. Sensor: Alat yang digunakan untuk merekam data dari objek, seperti kamera, radiometer, dan radar.
3. Gelombang elektromagnetik: Energi yang digunakan untuk meneruskan data dari objek ke sensor.
Tipe Sistem Penginderaan Jauh
Terdapat dua tipe sistem penginderaan jauh berdasarkan sumber energinya:
1. Sistem pasif: Sistem yang menggunakan energi yang berasal dari objek, seperti matahari atau benda panas lainnya. Contohnya adalah sensor optik dan termal.
2. Sistem aktif: Sistem yang menggunakan energi yang dihasilkan oleh sensornya sendiri, seperti radar dan lidar.
Interaksi Gelombang Elektromagnetik dengan Objek
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek akan berinteraksi dengan objek tersebut dalam berbagai cara, seperti:
-Penyerapan: Sebagian energi diserap oleh objek.
-Pemantulan: Sebagian energi dipantulkan kembali ke sensor.
-Penyerapan: Sebagian energi dihamburkan oleh objek ke segala arah.
Karakteristik Data Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh memiliki beberapa karakteristik, seperti:
-Resolusi spasial: Ukuran piksel terkecil dalam citra.
-Resolusi spektral: Jumlah dan lebar pita spektral yang direkam oleh sensor.
-Resolusi temporal: Frekuensi pengambilan data.
-Geometri: Posisi dan orientasi sensor pada saat pengambilan data.
Pengaplikasian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh memiliki banyak aplikasi di berbagai bidang, berikut beberapa contohnya:
1. Pemetaan:
Pemetaan topografi: Membuat peta permukaan bumi yang menunjukkan relief, ketinggian, dan bentuk permukaan tanah.
Pemetaan penggunaan lahan: Mengklasifikasikan penggunaan lahan, seperti hutan, sawah, perkotaan, dan air.
Pemetaan tematik: Membuat peta tematik yang menunjukkan informasi spesifik, seperti peta persebaran hama tanaman, peta pencemaran air, dan peta potensi bencana alam.
2. Manajemen sumber daya alam:
Pengelolaan hutan: Memantau kesehatan hutan, deforestasi, dan kebakaran hutan.
Pengelolaan air: Memantau kualitas air, sumber daya air, dan banjir.
Pengelolaan sumber daya mineral: Menemukan dan mengeksplorasi sumber daya mineral.
3. Lingkungan:
Memantau pencemaran lingkungan: Mengawasi pencemaran udara, air, dan tanah.
Melacak perubahan iklim: Memantau perubahan suhu, curah hujan, dan tutupan awan.
Menganalisis bencana alam: Mempelajari gempa bumi, tsunami, dan gunung berapi.
4. Pertanian:
Memantau kesehatan tanaman: Menentukan kesehatan tanaman, hama, dan penyakit.
Memprediksi hasil panen: Memperkirakan hasil panen berdasarkan kondisi tanaman dan cuaca.
Mengelola irigasi: Memantau kebutuhan air irigasi dan mengoptimalkan penggunaan air.
5. Perencanaan kota:
Merencanakan tata ruang kota: Menentukan lokasi perumahan, infrastruktur, dan ruang terbuka hijau.
Menganalisis kepadatan penduduk: Memantau pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk di kota.
Memantau perubahan kota: Melacak perubahan penggunaan lahan dan infrastruktur di kota.
6. Bidang lainnya:
Arkeologi: Menemukan dan mempelajari situs arkeologi.
Keamanan: Memantau aktivitas ilegal, seperti penebangan liar dan perdagangan narkoba.
Kesehatan: Memantau penyebaran penyakit dan bencana kesehatan.
Penginderaan jauh adalah alat yang ampuh yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah dan membuat keputusan yang lebih baik. Dengan terus berkembangnya teknologi penginderaan jauh, kita dapat menantikan aplikasi yang lebih inovatif dan bermanfaat di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H