*Perhatian! Ulasan ini bersifat subjektif berdasarkan sudut pandang penonton awam, apabila menemukan ada perbedaan pendapat bisa dituliskan di kolom komentar.
        "Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis" merupakan sebuah film yang disutradarai oleh Reka Wijaya dibawah naungan Sinemaku Pictures ini telah ditayangkan di berbagai bioskop Indonesia sejak 17 Oktober 2024 hingga saat ini yang mengangkat tema besar yaitu kesehatan mental setiap orang.
        Film ini mengisahkan kisah seorang perempuan bernama Tari yang sejak kecil kerap kali mendengar suara keributan kedua orang tuanya hingga ia dewasa membuatnya berpikir untuk mengajak ibunya meninggalkan hubungan tidak sehat tersebut.
        Selama pertengahan cerita juga disuguhkan cerita sampingan berupa pertemuan antara Tari dengan Baskara, serta konflik batin antara Baskara yang berprasangka negative kepada keluarganya karena tidak mampu menyamai ekspektasi orang di luar sana.
        Berdasarkan pengalaman menonton selama setengah jam pertama dari film terasa agak membosankan dan repetitif, namun memasuki setengah jam kedua dan terakhir ketegangan emosi mulai terasa naik-turun. Emosi penonton mungkin akan sedikit terbawa antara rasa marah, dan sedih terhadap tokoh yang memerangkan karakter di sana.
        Keunggulan dari film ini adalah bagaimana film ini seolah ingin menyampaikan pesan bahwa jika ada masalah apapun setidaknya berani untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan tanpa perlu menghiraukan perkataan-perkataan buruk orang lain kepada kita.
        Berdasarkan pengalaman ketika menonton dan perasaan gejolak emosi dan sedikit perbandingan dengan film yang pernah ditonton, maka skor akhir untuk "Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis" jatuh di angka 7/10.       Â
Film ini cukup direkomendasikan bagi seseorang yang hidupnya seringkali mengalami sebuah perasaan yang dalam istilah biasa disebut sebagai "People Pleaser" dan bagi siapapun yang ingin mengambil hikmah bagaimana membangun komunikasi yang baik antar sesama.
*Perhatian di film ini sedikit mengandung unsur kekerasan dalam rumah tangga jadi disarankan untuk tidak mencontoh serta-merta apa yang ada di dalam film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H