Mohon tunggu...
Muhammad NajibAsfa
Muhammad NajibAsfa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin Jurusan Studi Agama-Agama, Anggota Divisi Pengembangan Skil Akademik (HMJ Studi Agama-Agama)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prasangka Antaragama, Dialog Solusinya

15 Juni 2022   21:31 Diperbarui: 15 Juni 2022   22:00 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik bisa terjadi karena adanya prasangka yang tidak baik terhadap orang atau kelompok lain. Prasangka pada dasarnya merupakan sikap yang berlandaskan emosi mengenai sesuatu sebelum mengetahui atau menyelidiki kebenaran yang sesungguhnya.

Prasangka seringkali muncul karena kita “menelan” informasi dari orang lain yang sebenarnya dia tidak memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi tersebut. Apabila kita ingin mengetahui terkait konsep jihad dalam Islam, maka kita harus mencari informasi tersebut dari seorang ustadz yang memahami hal tersebut. Begitu juga apabila kita ingin mengetahui terkait konsep trinitas, maka kita harus mencari informasi tersebut dari seorang pastor atau pendeta yang memahami hal tersebut.

Prasangka antaragama merupakan cikal bakal konflik antaragama. Selama prasangka itu ada, maka kehidupan sosial antar umat beragama tidak akan terjalin dengan baik, akan selalu ada “dinding pembatas” antar umat beragama. Untuk menghilangkan prasangka antaragama, diperlukan sikap keterbukaan untuk melakukan dialog antaragama.

Prasangka Antaragama adalah Hoax dalam Agama

Dialog antaragama dinilai sebagai konsep perdamaian yang bagus, yang bisa dilakukan dalam rangka menghilangkan prasangka antaragama. Hal ini karena dalam dialog antaragama, seluruh penganut agama dapat secara langsung saling klarifikasi antar kelompok agama. Sehingga satu kelompok agama dapat memahami dan menghormati kelompok agama lain, karena telah mengetahui kebenaran informasi yang mungkin selama ini menjadi prasangka.

Berita negatif yang menuduh suatu kelompok agama tertentu, akan membuat kelompok agama tersebut dicurigai setiap pergerakan/kegiatannya. Seperti yang terjadi pada setiap kasus terorisme, yang selalu menjadi sasaran tuduhan adalah umat Islam, karena oknum pelaku terorisme tersebut memakai atribut muslim (kupiah, celana cingkrang, dan cadar), serta terdapat konsep jihad dalam agama Islam. Dalam kondisi ini, para tokoh agama Islam melakukan klarifikasi melalui media, ini merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan prasangka dari penganut agama lain agar mereka merasa aman dan tidak was-was bertempat tinggal di lingkungan muslim. Meski demikian, dialog dua arah adalah cara terbaik untuk mengklarifikasi tuduhan-tuduhan yang demikian.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini sedang gencar melakukan sosialisasi terkait moderasi beragama dan mengadakan dialog lintas agama. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga perdamaian di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai agama/kepercayaan, terkadang kita temui berita yang menunjukkan gesekan/konflik antaragama. Menghilangkan perbedaan dan menganggap semua agama itu sama bukanlah solusi untuk menghindari konflik antaragama.

Dalam rangka meminimalisir potensi konflik, kita sudah semestinya bersikap terbuka dan menghilangkan prasangka terhadap kelompok agama lain. Ketika muncul prasangka dalam diri kita, dialog solusinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun