Mohon tunggu...
Humaniora Artikel Utama

Nike Seorang Wanita Kuat dan Rela Berkorban

20 Mei 2015   20:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="220" caption="Nike Wanita Yang Kuat Dan Berkorban Untuk Sesama"][/caption] Kerja kemanusiaan adalah kerja untuk jiwa. Itulah kalimat dalam salah satu modul kerja miliknya yang tergeletak di meja. Mungkin alasan itu juga yang membuat dia begitu percaya diri memilih bekerja jadi seorang pekerja sosial selama 2 tahun ini. Pilihannya itu bukan tanpa hambatan. Orang tua kami berharap Kakak saya bisa mendapat pekerjaan yang lebih ‘menghasilkan’. Apalagi Ia salah satu lulusan dengan nilai cum laude terbaik di fakultas hukum UNPAD. Belum lagi capaiannya sebagai penerima beasiswa Djarum semasa kuliah S1, salah satu pemenang Cosmogirl! of the Year dan masih banyak lagi capaiannya. Akan tetapi, ia justru memilih bekerja menjadi pekerja sosial, utamanya untuk isu perempuan. Selama 2 tahun terakhir, prioritas utama kerelawanannya berkisar pada upaya memberikan pelayanan pertama pada perempuan korban kekerasan berbasis gender di unit pengaduan salah satu mekanisme HAM negara kita. Setiap tugasnya, ia menerima kasus kekerasan berbasis gender yang masuk ke unit tersebut dengan mendokumentasikannya. Selain itu, lewat sebuah komunitas perempuan bernama @Cewequat, dia juga menjalankan beberapa kegiatan sosial bagi perempuan muda seperti pengumpulan dana untuk pendidikan perempuan muda dan pemberian informasi bagi perempuan muda. Melalui kegiatannya sebagai volunteer di IPPA Jakarta pada 2013 lalu, Kakak juga berkeliling ke sekolah-sekolah untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi yang berperspektif gender. Kerja kemanusiaan dengan titel relawan ini kerap dipandang sebelah mata, tapi Ia merasa kaya karenanya. Selain karena dia bisa menjadi ujung tombak pelayanan bagi perempuan korban kekerasan, dia juga jadi pihak pertama yang memberikan dukungan pada penyintas yang kerap ditemuinya. Atas bentuk-bentuk upayanya pula Kakak beberapa kali mendapat kesempatan menjadi narasumber dan diliput media seperti Jawa Pos untuk kerja-kerja yang dilakukannya. Pelukan hangat, ucapan terimakasih, janji untuk memutus rantai kekerasan, dan tekad berjuang demi mencari keadilan milik puluhan pengadu yang ia temui adalah pencapaian terbesar dalam hidupnya. Bekerja menjadi relawan dan pekerja sosial mengizinkan Kakak untuk jadi bagian perubahan hidup para pengadu yang ia temui. Mereka adalah ibu, anak, istri, guru, murid, sahabat, tetangga, warga negara, yang mungkin kita temui sehari-hari. Bagi saya, dia adalah salah satu perempuan muda Indonesia yang sangat menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun