Mohon tunggu...
Muhammad Naf'an Fuadi
Muhammad Naf'an Fuadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

maju perut pantang mundur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema dari Saudi

7 Mei 2014   01:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Haromain adalah 2 kota suci di negara saudi arabiayg di jamin oleh Allah dalam hal keamanan, kedamaian, ketentraman dankemakmurannya. Di satu sisi, kepercayaan ini mengakar kuat di kalangan rakyat indonesia.Sisi yang lain,virus MERS sedang mewabah di negara ini. Senyatanyavirus yang menyerang saluran pernafasan nan mematikan ini telah banyak menumbangkan banyak korban. Bermula di jeddah dan kini tercatat sudahmenyebar ke kota-kota lainnya. Bahkan, dalam jurnal-jurnal kesehatan banyak diinformasikan bahwa virus ini jugasudah menyebar ke beberapa negara tetangga dari qatar hinggaamerika.Lalu, apa yang harus dilakukan pemerintah kita?

Apabila mengingat bahwaibadah haji merupakan rukun islam kelima adalah berangkat ke kota suci yang terlindungi- tentu saja ini akan menjadi pilihan yang sulit. Mengeluarkan travel warning? Travel warning membawa implikasi pelarangan bepergian ke saudi arabia. Ini juga berarti sampai epidemi ini tuntas, bukan tidak mungkin,pemberangkatan jamaah haji ataupun umroh dari Indonesia ke tanah suci dilakukan penundaan.

Maksud hati memberi perlindungan. Wujud cinta pemerintah kepada warga negara. Apa daya,bisa jadi pemerintah yang diwakili kementrian kesehatan dan kementerian agama akan menerima kemarahan orang banyak. Kemarahan ini bisa jadi akan bersifat massif, bergelombang dan bertubi-tubi.

Namun, jika tidak ada larangan bisa kita bayangkan apa yang nanti akan terjadi. Korban mungkin akan semakin banyak berjatuhan. Lalu dimana fungsi pemerintah dalam memberi keamanan kepada seluruh warganya tanpa terkecuali?

Ada sebuah kaedah fikh ‘dar’ul mafasidu muqaddamun ‘ala jalbil mashalih’. Menolak kerusakan lebih didahulukan daripada mendapatkan kemaslahatan. Dari sudut pandang ini, jika dirasa wabah yang sedang melanda di saudi arabia ini sudah sangat mengkhawatirkan, maka mengeluarkan travel warning bisa menjadi opsi. Travel warning menjadi sebuahijtihad kemanusiaan yang mendapatkan landasan untuk syad dzari’ah- mencegah kerusakan wabah yang bisa menjadi bencana nasional. Pada satu kondisi tertentu yang sangat kritis dan mengkhawatirkan keselamatan warganya dimana pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan dan kementerian agama bersepakat untukmelakukan pelarangan bepergian ke tempat yang sedang terkena wabah bencana, tentunya kita harus berikhlas hati menerima itikad baik pemerintah ini. Bahkan ketika itu menyinggung persoalan pribadi kita semua.

Apabila wabah yang sedang melanda saudi arabia semakin mengkhawatirkan, pertanyaannya, beranikah pemerintah kita mengambil keputusan tidak populer ini?

Dan satu pertanyaan lagi, ikhlaskah anda jika haji yang antrinya begitu panjang mengalami penundaan???


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun