Boyolali (1 Agustus 2022) - Stunting telah menjadi permasalahan global dimana menurut World Health Organization (WHO), terdata sebanyak 178 juta anak balita di dunia yang mengalami hambatan pertumbuhan karena stunting. Di Indonesia sendiri, 24% anak Indonesia dilaporkan mengalami Stunting dan di Kota Semarang terdapat 1367 anak dari 44.058 anak yang mengalami stunting. Artinya sebanyak 3,1% anak di Semarang mengalami hambatan pertumbuhan.
Stunting merupakan permasalahan gizi yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang diterima tubuh dalam jangka waktu yang lama. Biasanya gejala Stunting dapat terlihat ketika anak menginjak usia dua tahun. Dimana beberapa gejala stunting diantaranya, anak memiliki tubuh yang lebih pendek dan lebih ringan dari anak-anak seusianya, pertumbuhan gigi dan tulang yang terlambat, memiliki performa yang buruk dalam atensi dan belajar, keterlambatan perkembangan organ reproduksi, dan kurang aktif dalam beraktivitas.
Stunting bisa disebabkan karena beberapa hal, mulai dari kurangnya asupan gizi yang diterima tubuh, kurang bersihnya lingkungan hidup, pemenuhan gizi yang dikonsumsi ibu saat mengandung, kurangnya jangkauan mendapat pemeriksaan kesehatan, hingga adanya perubahan hormon yang signifikan.
Kondisi stunting dapat berdampak pada kerentanan tubuh anak sehingga mudah terpapar penyakit, masalah hambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental, meningkatkan peluang penyakit obesitas, jantung, dan lain-lain, serta menurunkan angka produktivitas di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ini diikuti oleh Kader Posyandu Desa banyuanyar sebanyak 24 peserta. pelaksanaan dilakukan dengan metode sosialisasi yang diberikan oleh mahasiswa Prodi Kedokteran Umum angkatan 2019, Dzaki Edo Bahaudin. Acara ini berlangsung selama 2 jam, dimulai pukul 13.00 - 15.00. Peserta nampak sangat antusias, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Salah satu pertanyaan yang diajukan yaitu, apakah tinggi badan anak yang pendek disebabkan oleh faktor genetik atau stunting. Pemateri pun memberi penjelasan dengan penyampaian rumus penghitungan potensi tinggi anak untuk menentukan apakah tinggi badan anak yang pendek disebabkan oleh faktor genetik atau stunting.Â
Peserta acara ini yang terdiri dari kader posyandu berharap adanya acara ini dapat meningkatkan kembali kesadaran akan bahaya stunting. Selain itu mereka juga berterimakasih atas materi yang disampaikan khususnya perhitungan potensi tinggi anak tersebut.Â
Penulis: KKN TIM II UNDIP 2021/2022
Lokasi : Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali