Mohon tunggu...
Muhammad Nabil Ramadhani
Muhammad Nabil Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Indonesia Program Studi Kesehatan Masyarakat

Seorang mahasiswa tingkat kedua Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Cerpen: Ayah, Bunda, Aku Juga Punya Impianku Sendiri!

22 November 2020   06:50 Diperbarui: 22 November 2020   07:41 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutulis buku diari milikku di tengah malam ini dengan perasaan sedih, marah, dan kecewa. Tanpa kusadari air mata sudah mengalir deras di pelupuk mataku. 

Segala hal yang aku rasakan saat ini kutuliskan kepada buku diari kesayanganku. Rasanya aku ingin malaikat pencabut nyawa segera datang untuk menghampiriku saat itu juga. 

Setelah menangis cukup lama, akupun tertidur lelap karena mataku sudah sangat lelah menahan air mata yang terus mengalir tanpa henti. Sebelum tidur, aku hanya bias berharap bahwa hidup yang kujalani serta orangtua yang kumiliki saat ini hanyalah sebuah mimpi buruk.

"Kring!!! Kring!!! Kring!!!" Suara alarmku pagi ini berbunyi sangat nyaring membuat diriku lagsung bangun. Hari ini adalah hari senin, seperti biasa, aku harus segera bergegas mandi agar tidak terlambat masuk sekolah. Lalu, akupun segera mengenakan seragam putih biruku. 

Tidak lupa aku mengenakan dasi dengan strip tiga yang menandakan bahwa sekarang aku sedang menginjak kelas 12 SMA. Hal itupun menandakan pula bahwa sebenter lagi aku dan teman-teman seangkatanku akan berjuang memperebutkan kursi di perguruan tinggi. 

Setelah seragam yang kukenakan terpasang dengan sempurna di tubuhku, akupun beranjak keluar kamar menuju ruang makan untuk segera sarapan.

Ayah dan bundaku ternyata sudah berada di meja makan. Akupun menghampiri mereka dengan muka lesu. "Rama, Kenapa mukamu sangat lesu pagi ini?" Tanya ayahku.

Akupun membalas "Sepertinya aku hanya lelah bergadang, yah." Bundaku pun bergabung dengan obrolan kami. 

"Wah, anak bunda hebat! Pasti kamu bergadang untuk belajar seleksi masuk perguruan tinggi ya? Pokoknya kamu harus keterima FKUI ya! Bunda yakin kamu pasti bisa!" 

Ayahku pun membalas. "Betul tuh Rama! Kamu harus bisa seperti ayah! Jadi dokter lulusan universitas terbaik di negeri ini! Karena itu sudah menjadi tradisi dalam keluarga besar kita! Jangan sampai putus di kamu ya!" Akupun hanya mengangguk dengan pelan.

Namaku Rama, kelas 12 SMA Nusantara. Percakapan di meja makan pagi ini adalah percakapan yang sudah sangat sering terjadi. Aku terkadang bertanya-tanya kepada Tuhan mengapa aku harus lahir dari keluarga keturunan dokter padahal aku sendiri tidak menaruh minat disana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun