Perubahan bahasa di kalangan generasi muda Indonesia adalah fenomena yang kompleks. Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi transformasi signifikan dalam cara mereka berkomunikasi, terutama dengan meningkatnya penggunaan bahasa gaul dan bahasa asing. Melalui tugas opini ini saya akan mengeksplorasi perubahan tersebut serta dampaknya terhadap budaya Indonesia. Selain itu, akan dibahas strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk melestarikan eksistensi bahasa Indonesia di tengah arus perubahan ini. Dengan memahami dinamika ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang efektif untuk menjaga identitas linguistik dan budaya bangsa.
Perubahan Bahasa pada Generasi Milenial
Generasi Milenial (lahir 1981–1996) adalah generasi pertama yang mulai menggunakan bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari. Istilah-istilah seperti “sombong,” “ngebut,” dan “nggak ngerti” menjadi bagian integral dari percakapan mereka. Penggunaan bahasa gaul ini memperkaya kosakata bahasa Indonesia namun juga dapat memicu kekhawatiran tentang hilangnya bahasa formal yang tepat. Menurut Rachman (2021), bahasa merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia karena memungkinkan orang untuk berkomunikasi satu sama lain. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia; namun, saat ini bahasa Indonesia mengalami perubahan sedikit demi sedikit, dan bahasanya tergantikan oleh bahasa gaul yang umum digunakan di kalangan remaja.
Perubahan Bahasa pada Generasi Z
Gen Z (lahir 1997–2012) tumbuh dewasa dalam era digital yang sangat aktif. Mereka sering menggunakan bahasa yang dicipta dari platform-media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok. Kata-kata seperti “selfie,” “hashtag,” dan “online shopping” menjadi bagian normal dalam percakapan harian mereka. Penggunaan bahasa asing oleh kalangan muda memunculkan kekhawatiran akan terkikisnya budaya bangsa, terutama penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas responden milenial dan Gen Z lebih banyak menggunakan bahasa daerah untuk percakapan sehari-hari, dengan 65,2% responden menggunakan bahasa daerah dan sisanya menggunakan bahasa Indonesia. Namun, penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah oleh kelompok muda terlihat berbeda jika dilihat berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, dengan mereka yang tinggal di kawasan desa lebih sering menggunakan bahasa daerah.
Perubahan Bahasa pada Generasi Alpha
Generasi Alpha (lahir 2013-2024) generasi ini sepenuhnya berada dalam era platform digital seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Instagram Reels. Konten yang mereka konsumsi dan bagikan cenderung lebih singkat, sering kali hanya beberapa detik, yang mempengaruhi cara mereka berkomunikasi. Bahasa gaul mereka lebih ringkas dan visual, sering menggunakan emoji, GIF, dan efek video intens. Istilah seperti “Skibidi” menjadi populer karena tren video komedi dan musik di TikTok, sementara “Rizz” menggambarkan kemampuan seseorang untuk menarik perhatian atau merayu orang lain. Bahasa mereka sangat dinamis dan sering kali terintegrasi dengan elemen visual, mencerminkan tren yang muncul dan hilang dengan cepat.
Implikasi terhadap Budaya Indonesia
Perubahan bahasa pada generasi muda memiliki implikasi yang signifikan terhadap budaya Indonesia. Pertama, penggunaan bahasa gaul dan bahasa asing dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia namun juga dapat memicu kekhawatiran tentang hilangnya bahasa formal yang tepat. Kondisi ini dapat membuat bahasa Indonesia terlihat kuno dan tidak menarik bagi remaja, sehingga tingkat kemahiran berbahasa Indonesia menurun. Kedua, penggunaan bahasa asing oleh kalangan muda memunculkan kekhawatiran akan terkikisnya budaya bangsa. Meskipun demikian, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa majoritas responden milenial dan Gen Z masih menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Terakhir, evolusi bahasa pada generasi muda menunjukkan betapa cepatnya mereka beradaptasi dengan tren yang terus berkembang.
Strategi untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia:
1. Mengajarkan Bahasa Indonesia Sedini Mungkin: Upaya awal dalam mengajarkan bahasa Indonesia sedini mungkin di sekolah dapat membantu generasi muda memahami struktur dasar bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan benar.