Mohon tunggu...
PAK TAQIN
PAK TAQIN Mohon Tunggu... Guru

Ngonco - Ngancani - Sinau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengajian Anak-anak Berbasis Masjid

26 April 2025   03:56 Diperbarui: 26 April 2025   05:45 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengajian Anak-Anak Berbasis Masjid

Pengembangan karakter sosial anak dalam kegiatan masjid

(Studi kasus masjid di kampung)

Pendahuluan

Kini, di kampung-kampung, banyak masjid didirikan. Hampir setiap kampung ada masjidnya. Meskipun kegiatan salat fardlu diselenggarakan, namun yang hadir tidak siginifikan dengan luas masjidnya. Lebih-lebih anak-anak, sangat sedikit, bahkan tidak ada.

Memang anak-anak mendapatkan pendidikan agama dari sekolahan atau di TPQ yang hanya di  masjid tertentu. Selain anak-anak tidak ke masjidnya, ada beberapa kasus perbedaan praktik peribadatan anak-anak dengan orangua atau jamaah di masjidnya. Dan ini sangat mungkin terjadi mengingat guru atau ustadz menyampaikan cara peribadatan kepada anak-anak tidak selalu sama yang biasanya dilakukan oleh orangtua atau para jamaah.

Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara, menyatakan “Pendidikan sejati adalah pendidikan yang mengajarkan kita untuk hidup bersama, untuk saling menghargai, untuk saling membantu, untuk saling mencintai.” (https://tamansiswapusat.com/wp/tamansiswa/). Masjid dan lingkungannya dapat dipandang sebagai tempat terjalinnya interaksi sosial. Interaksi sosial yang bernuansa kegamaan Islam. Disinilah pentingnya penyelenggaraan pengajian anak-anak berbasis masjid.

Pengajian berbasis masjid adalah pengajian anak-anak yang diselenggarakan di masjid dengan melibatkan pengasuh yang memahami lingkungan setempat. Sumber belajarnya berasal dari orangtua, takmir, dan jamaah masjid, serta menekankan interaksi anak dengan orang dewasa di sekitarnya. Materinya mencakup pengetahuan agama, praktik ibadah, dan tata krama terhadap lingkungan. Pendekatannya bersifat menarik, menggembirakan, dan kontekstual, dengan komunikasi intensif antara pengasuh, takmir, dan orangtua.

Pengembangan karakter sosial

Selain bermuatan pengetahuan ibadah praktis, interaksi antar teman sebaya dapat mengembangkan karakter sosial anak.

Karakter adalah sifat-sifat baik yang ada dalam diri seseorang dan terlihat dari cara ia bersikap dan bertindak setiap hari. Contohnya: kalau seseorang suka berkata jujur, membantu orang lain, tidak mudah menyerah, dan sopan kepada yang lebih tua, itulah tanda bahwa dia punya karakter yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun