Berawal pada abad ke-19 sejarah menyaksikan perubahan drastis yang menimpa dunia secara global. Revolusi Prancis dan Revolusi Industri (Inggris) telah memicu gelombang kejut yang mengubah keseimbangan dunia dan kekuatan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Eksistensi Eropa terbentuk ulang berkat dua Revolusi Kembar itu dan memunculkan tatanan Imperialisme Eropa yang lebih digdaya dan mencengkram dunia.Â
Kerajaan ottoman atau yang biasa disebut turki utsmani adalah sebuah dinasti islam yang berdiri kurang lebih 600 tahun lamanya. Kerajaan Turki Utsmani menjadikan induk dari semua umat islam yang ada di dunia pada masa itu. Banyak dari kerajaan-kerajaan Islam yang meminta legitimasi atau sebuah kedaulatan dari Ad-Daulah 'Alamiyyah Islamiyyah yaitu Turki Utsmani. Tak terkecuai wilayah Nusantara atau yang saat ini dikenal dengan asia tenggara termasuk Indonesia. Banyak kerajaan-kerajaan di Nusantara yang berpindah haluan kepercayaan menjadi Islam dengan meminta kedaulatan melalui Kerajaan Ottoman tersebut. Kerajaan Ottoman pun memiliki sebuah sistem yang berwenang untuk melegitimasi sebuah kerajaan yang kemudian disebut dengan Syarif. Syarif ini adalah seseorang keturunan Nabi Saw yang diberikan wewenang oleh Khilafah Utsmaniyyah untuk memberikan legitimasi, dan Syarif ini ditempatkan di Mekkah dengan harapan kota Mekkah menjadi pusat peradaban keilmuan Islam, sehingga siapapun yang ingin meminta kedaulatan dari Khilafah Utsmaniyyah diharuskan mendatangi Syarif yang berada di kota Mekkah .
Begitu banyak pengaruh luas dari Kerajaan Ottoman bagi kejayaan Islam di seluruh dunia. Namun, pada masa kepemimpinan Sultan Abdul Hamid II (1876-1909) menjadi titik awal melemahnya Khilafah Utsmaniyyah karena pada saat itu muncul lah gerakan yang dinamakan Turki Muda yang diinisiasi oleh menteri dalam negeri dan Wazir Agung Talaat Pasha. Ia dibantu oleh menteri perang Enver Pasha dan menteri angkatan laut Djemal Pasha. Yang kemudian dikenal dengan "Tiga Pasha", mereka memiliki kekuasaan yang absolut dari tahun 1913 hingga 1918, mendekatkan negara Utsmaniyah dengan Kekaisaran Jerman, menandatangani Aliansi Utsmaniyah-Jerman dan melibatkan Utsmaniyah dalam Perang Dunia I.
Setelah Perang Dunia I selesai, datang seorang prajurit militer yang bernama Kemal Attaturk, yang kemudian memobilisasi rakyat untuk tidak lagi percaya kepada Kerajaan Ottoman, dan pada saat itu rakyat pun sudah mulai banyak yang terkesima dengan perubahan zaman yang begitu pesat akibat dari adanya Revolusi Perancis dan Revolusi Industri, para pejabat negara banyak yang ingin mengikuti trend yang dilakukan bangsa Eropa terlebih melihat perubahan yang begitu hebat dari Negara Prancis. sehingga pada akhirnya rakyat turki banyak yang berpindah haluan ingin lebih modern dalam kehidupannya mengikuti bangsa Eropa lainnya. Sehingga puncaknya Kemal Attaturk mendirikan sebuah gedung oposisi di Ankara yang kemudian disebut dengan Turkiye Buyuk Millet Meclisi atau Majelis Akbar Nasional Turki, dan disinilah Khilafah Turki Utsmani sebagai Induk kejayaan bagi Umat Islam diruntuhkan, tepatnya pada 1 November 1922 atau 4 tahun setelah Perang Dunia I selesai.
Semua keluarga besar Khilafah Utsmaniyyah diusir dari Turki dan kabar ini menjadi kabar berita duka yang sangat memukul umat Islam di seluruh dunia, kini telah hilang kejayaan umat Islam dibawah naungan Turki Utsmani, semua tidak terlepas dari Revolusi Industri yang memunculkan perkembangan zaman, kemajuan teknologi, perubahan sosial dan budaya, dan pemahaman-pemahaman sekulerisme yang mulai menyebar dari dampaknya Revolusi Perancis. Itulah dampak nyata yang muncul dari adanya Revolusi Perancis dan Revolusi Industri bagi Kejayaan Umat Islam pada masa Turki Utsmani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H