Lamongan memiliki wilayah yang sebagian besar merupakan hamparan persawahan. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Namun kebanyakan pemuda di Desa Kedungmentawar lebih memilih bekerja yang lain atau merantau ke luar daerah daripada harus bekerja sebagai petani.
Desa Kedungmentawar yang terletak di Kecamatan Ngimbang KabupatenBerangkat dari permasalahan tersebut, kelompok 940 yang sedang menjalankan program Mahasiswa Membangun Desa 1000 (MMD 1000) mengadakan sosialisasi tentang Agrieducation dan pelatihan hidroponik sederhana kepada anak sekolah di SDN Kedungmentawar. Pemilihan sasaran kegiatan kepada anak sekolah juga mendapat dukungan dari Kepala Desa, yaitu ibu Suyami. "Benar mas, anak muda-muda di Desa Kedungmentawar ini kebanyakan bekerja merantau ke luar daerah, sehingga kalau dilihat yang menggarap sawah hanya orang-orang tua. Saya juga khawatir nantinya jika tidak ada anak yang mau meneruskan sawah orang tuanya", ujar ibu Suyami.
Menurut Muhammad Misbahkhul Fadzillah selaku ketua penanggung jawab, kegiatan ini merupakan doktrin bagi anak sekolah. "Kegiatan yang bertujuan untuk mendoktrin anak sekolah agar tidak memandang sebelah mata bidang pertanian awalnya hanya ingin mentarget pada anak kelas 6 saja, ternyata yang hadir kelas 4, 5, dan 6 yang pada hari itu juga sedang diberikan les bahasa jepang oleh Sarah Zerlinda, salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya", ujarnya.
Para murid sangat antusias dan ceria dalam menyimak sosialisasi yang diberikan. "Kak ini kan yang biasanya aku buat mainan hehe", tanya Vania salah satu murid saat pengenalan tentang media tanam non tanah.
Tidak hanya sosialisasi, para murid juga diajari praktik budidaya tanaman yang menyenangkan yaitu praktik hidroponik secara sederhana. "Enak ya kak bisa menanam kangkung sendiri di rumah tanpa harus kotor", ujar Anggi salah satu murid di SDN Kedungmentawar.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari para murid dan guru di SDN Kedungmentawar. "Alhamdulillah, anak-anak terlihat bersemangat dan ceria ya mas", ujar bu Suminah salah satu guru di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H