Mohon tunggu...
Muhammad Maulana_11
Muhammad Maulana_11 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Teknologi Kalimantan

saya mahasiswa jurusan Teknik Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Konstruksi Pembangunan yang Berlebihan di Pantai Kilang Balikpapan

31 Desember 2024   14:53 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Abstrak
Pantai Kilang di Balikpapan adalah salah satu lokasi pesisir yang sangat penting dari segi ekologis, ekonomi, dan sosial. Namun, aktivitas pembangunan yang berlebihan di area ini telah menyebabkan dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan ekosistem pesisir. Artikel ini mengulas dampak dari pembangunan yang berlebihan di Pantai Kilang Balikpapan, yang mencakup kerusakan lingkungan, kehilangan habitat alami, serta ancaman bagi kehidupan masyarakat sekitar. Selain itu, artikel ini juga menyarankan beberapa tindakan untuk mengurangi dampak negatif dari kegiatan pembangunan tersebut.

Pendahuluan

Indonesia memiliki banyak sekali tempat wisata yang bisa dijadikan tempat berlibur atau menikmati keindahan alam Indonesia. Salah satu yang biasanya dijadikan tempat wisata adalah pantai, yang dimana pantai memiliki keindahan tersendiri dan memiliki nuansa yang berbeda dari banyaknya wisata lain. Indonesia memiliki banyak sekali wisata pantai yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Salah satu pantai yang cukup terkenal di Kalimantan Timur adalah Pantai Kilang Mandiri yang berada di Balikpapan Selatan. Pantai kilang mandiri Balikpapan ini memiliki pasir putih yang halus dan dilengkapi dengan fasilitas bermacam-macam. Di malam hari, pantai ini bersinar gemerlap layaknya pantai-pantai yang ada di Bali yang dimana dijadikan tempat berkumpul keluarga atau teman. Selain itu Pantai tersebut juga memiliki spot yang bagus untuk di posting di sosmed, salah satu tempat yang biasa di abadikan adalah saat melihat indahnya sunset.

Pembangunan di tepi laut kerap dilakukan guna mendorong kemajuan ekonomi, khususnya di bidang perumahan, wisata, dan infrastruktur industri (Bappenas, 2020). Pantai Kilang Balikpapan, yang berada di Kalimantan Timur, Indonesia, merupakan salah satu lokasi penting yang mengalami tekanan pembangunan. Meskipun pembangunan bisa mendatangkan keuntungan ekonomi, kegiatan yang tidak terkendali seringkali mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan, seperti kerusakan habitat dan penurunan kualitas air (Setyawan, 2019; Sudarmadji & Hidayat, 2020). Tujuan artikel ini adalah untuk menilai dampak dari pembangunan yang berlebihan di Pantai Kilang Balikpapan serta memberikan saran untuk pengelolaan yang berkelanjutan.

Pembahasan

  • Dampak Lingkungan Akibat Pembangunan Berlebihan

    1. Degradasi Habitat Pesisir
    Pembangunan sarana seperti hotel, jalan, dan fasilitas industri di Pantai Kilang telah mengakibatkan hilangnya habitat asli, termasuk hutan mangrove dan terumbu karang. Hutan mangrove, yang berfungsi sebagai pelindung alami dari proses erosi dan menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai spesies, semakin menyusut (Setyawan, 2019).

    2. Erosi Pantai dan Penurunan Kualitas Air
    Kegiatan pembangunan yang tidak memperhatikan perencanaan pesisir telah mempercepat proses erosi pantai. Proyek konstruksi juga meningkatkan jumlah sedimen di perairan sekitarnya, yang pada gilirannya merusak kualitas air dan mengganggu ekosistem laut (Sudarmadji & Hidayat, 2020).

    3. Kehilangan Keanekaragaman Hayati
    Penggundulan mangrove dan kerusakan terumbu karang akibat pembangunan telah berisiko bagi berbagai spesies tanaman dan hewan lokal. Pengurangan keanekaragaman hayati ini berdampak pada ketidakseimbangan dalam ekosistem pesisir (Rahmawati et al., 2021).

  • Dampak Sosial dan Ekonomi
    Selain dampak lingkungan, pengembangan yang berlebihan juga menimbulkan isu sosial dan ekonomi. Komunitas pesisir yang bergantung pada hasil laut, seperti para nelayan, mengalami penurunan hasil tangkapan karena kerusakan ekosistem. Selain itu, sering kali terjadi perselisihan antara pihak industri dan masyarakat setempat yang sulit dihindari.

    1. Perencanaan Tata Ruang yang Berkelanjutan
    Pengembangan wilayah pesisir seharusnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang memperhatikan kemampuan lingkungan. Penerapan zonasi di daerah tersebut sangat penting untuk mencegah pembangunan di lokasi yang memiliki sensitivitas ekologis.

    2. Restorasi Ekosistem Pesisir
    Inisiatif restorasi, seperti pemulihan hutan mangrove dan terumbu karang, sangat dibutuhkan untuk memulihkan fungsi ekosistem. Program ini memungkinkan keterlibatan masyarakat setempat untuk menjamin keberlanjutannya.

    3. Pengawasan dan Penegakan Regulasi
    Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan di area pesisir dan menerapkan regulasi dengan tegas. Sanksi yang ketat perlu diberikan kepada mereka yang melanggar ketentuan lingkungan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Analisis Selengkapnya
    Lihat Analisis Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun