Namanya adalah Muhammad Maulana, lahir di Jombang, 13 April 2006, ia adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Sutarno dan Syahriwati. Maulana adalah nama panggilan yang sering orang ucap, ia terlahir dari keluarga yang sangat sederhana namun memiliki beribu-ribu makna. Ayahnya adalah seorang karyawan swasta di pabrik rokok, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurusi urusan yang ada di dalam rumah.
Sejak kecil ia di didik oleh kedua orang tuanya untuk selalu rajin dalam beribadah maupun belajar agar ia dapat mencapai keinginan nya. Di samping itu, ia pula selalu giat dalam mengikuti kegiatan - kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat maupun yang ada di sekolah. Ketika ia berumur 6 tahun, ia mulai memasuki sekolah pertamanya yakni Sekolah Dasar Jombatan 4 Jombang, ia memulai pendidikan pertamanya dengan penuh semangat dan senang ria.
Setelah itu, ia memulai memasuki pendidikan yang kedua di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Jombang. Bahkan, yang sekarang ia sedang melanjutkan pendidikan nya di Sekolah Menengah Akhir (SMA) Negeri 1 Jombang, ia sekarang sedang menduduki bangku kelas 3.
Sebelum itu, ketika ia masih menjadi anak-anak, ia sangat menyukai bermain dengan teman di sekitar rumah nya, permainan demi permainan sudah ia kuasai contohnya bermain sonda, gobak sodor, petak umpet, dll. Permainan yang sangat ia sukai yakni bermain layang-layang, ketika hari sudah menunjukkan tanggal merah, ia selalu pergi ke sawah untuk bermain layang-layang bersama teman-teman nya dari pagi hingga waktu petang.
Bermain layang - layang bersama teman menunjukkan bahwa didalam nya terdapat makna yang sangat berarti yaitu untuk merangkul kebersamaan itu tidak membutuhkan hal yang sangat sulit, akan tetapi kebersamaan itu bisa dimulai dari hal yang kecil. Oleh karena itu, ia sudah memulai sikap kebersamaan dengan teman-teman nya meskipun dari hal yang kecil hingga dapat membuahkan hasil yang baik yakni mempererat hubungan antar kawan.
Kemudian, saat ia menduduki bangku SD, ia didaftarkan oleh orang tuanya untuk mengikuti olahraga bola voli di Gor Jombang. Olahraga bola voli merupakan olahraga pertama kali yang ia minati, karena ia di waktu SD sering diikutkan oleh gurunya untuk mengikuti perlombaan. Maulana di waktu SD sering kali mengikuti segala kegiatan yang diperlombakan, dari lomba pramuka, gerak jalan, hingga lomba voli antar sekolah. Ketika ia menduduki kelas 5 ia ditunjuk oleh pembina pramuka nya untuk mengikuti perlombaan pramuka yang namanya "SIGADA". Perlombaan ini melatih kita untuk solidaritas antar tim dalam menyelesaikan suatu kegiatan atau perlombaan.
Hari demi hari telah ia lewati, disaat menduduki bangku kelas 6, ia mulai memberhentikan segala kegiatan nya untuk tetap fokus ke sekolah.Belajar kesana kemari sudah menjadi hal yang sudah biasa ia lakukan setiap hari, mulai dari berangkat ke Gor Jombang hingga ke rumahnya guru-guru yang telah membimbinngnya. Dengan mengayuh sepedanya setiap hari, ia sekarang sudah terbiasa untuk kemana-mana setiap hari. Setelah itu, ia mulai memasuki bangku SMP yang bernama SMPN 3 Jombang,saat pertama kali memasuki SMP ia dipanggil oleh guru olahraga nya untuk diajak ngobrol bersama di depan ruang guru, beliau awalnya tertarik dengan ia karena badannya yang tinggi sehingga anggapan beliau ia memiliki potensi sebagai seorang atlet. Beliau menawarkan kepada Maulana untuk menjadi seorang atlet cabang olahraga atletik.
Setelah obrolan sudah usai, ia pun menyetujui yang ditawarkan oleh gurunya. Di saat itu, ia pun bingung karena jadwal latihan voli dengan ajakan gurunya itu menjadi pertimbangan yang sulit, akhirnya ia pun bertekad untuk berhenti mengikuti bola voli. Waktu menunjukkan sore hari, ia berangkat ke lapangan yang ada di desa Plandi dengan perlengkapan yang seadanya, di waktu itu ia dalam kondisi tidak mempunyai sepatu olahraga yang cocok untuk berlari, sehingga ia pun hanya bermodalkan sandal, topi dan sebotol air putih. Waktu itu, ia diberi program oleh gurunya yakni program lari 5KM atau berlari memutari lapangan sebanyak 12 kali putaran. Ia pun mengikuti perintah gurunya untuk berlari memutari lapangan, ia waktu itu pertama kali dicetak oleh gurunya untuk menjadi seorang atlet yang berprestasi.
Program pun selesai ia taklukkan, gurunya pun akhirnya menjadi lebih percaya terhadap maulana sehingga beliau menyuruh nya untuk setiap hari datang ke lapangan untuk mengikuti latihan. Hari demi hari telah ia lewati, hingga akhirnya ada suatu perlombaan yang diperlombakan oleh pihak kabupaten jombang di Stadion Merdeka Jombang, guru saya pun meyakinkan kepada maulana untuk tetap percaya diri dan konsisten terhadap pendirian nya supaya ia dapat menjadi seorang juara. Pertama kali mengikuti perlombaan atletik ia gagal untuk menjadi seorang juara, ia pun sempat down karena ia sangat kecewa dengan hasilnya disaat perlombaan.