"apakah kau mau aku jodohkan dengan tali ikatan bersama dia?"
Kembaro Sakti melangkah keluar dan membuang muka dengan sinis. Pasmi hanya bisa tersenyum melihat lelaki yang manja itu.
Pasmi kemudian diizinkan ikut bersama Santap Malam pergi dari rumah gadang. Di luar, dia bertemu dengan Kembaro.
"Kamu seorang pendekar yang hanya bisa melawan wanita saja."
"apaaa, jaga ucapan kau. Ini tanah adat Minang. Aku tak suka ucap kau itu."
"sombong sekali."
"hihhh, benar-benar. Ayo kita adu pencak sekali lagi. Siapa yang menang. Dia yang boleh memutuskan."
Mereka pun bertarung sekali lagi. Kali ini dengan jurus harimau menerkam gajah, Kembaro meloncat dan berusaha menerkam leher Pasmi. Pasmi pun berusaha menghantamkan senjatanya pada dada Kembaro. Kembaro dengan sigap menghindari itu. Pamsi benar-benar serius. Dia tahu musuhnya terbawa amarah. Dia keluarkan jurus pukulan rajah 7. Kembaro pun siap mengeluarkan pukulan lima jari maut. Rajo Alam yang mengetahui itu, menghentikan pertarungan.
"sudah, sudah, apa kalian hendak menghancurkan taman dan bunga di sini?"
"dia bukan orang biasa. Dia orang sakti," ucap Kembaro.
"Kalau begitu, kalian memang telah berjodoh. Kau sendiri pernah bilang padaku Kemabaro, jikalau ada wanita sakti dan dapat mengandingi jurusmu itu, kau pasti akan bertekuk lutut dan mencintainya, serte memintanya pula menjadi istri. Kini, kuminta kau bersedia menikah dengan Pasmi. "